Foto diambil dari Central News Agency.
Adanya 2 ancaman pembunuhan terhadap penumpang MRT Taipei dikeluarkan dalam waktu 3 hari. Taipei Rapid Transit Corporation (TRTC) mulai waspada kepada orang-orang yang bertindak mencurigakan setelah dua netizen yang berbeda selama tiga hari telah mengeluarkan ancaman untuk membunuh penumpang di MRT Taipei.
Banyak penumpang di MRT Taipei cemas tentang ancaman oleh netizen untuk menyerang penumpang dan hal tersebut membuat hilangnya kepercayaan penumpang menggunakan MRT.
TRTC mengatakan bahwa setelah menerima berita tentang ancaman tersebut, pusat kendali telah memberi tahu seluruh sistem untuk lebih memperhatikan orang-orang dan perilakunya yang tidak biasa, sementara itu juga mengingatkan para penumpang untuk waspada terhadap lingkungan mereka dan tidak terpaku pada ponsel mereka untuk memastikan keamanan mereka sendiri.
Pada hari Minggu (21 Juli), seorang siswa sekolah kejuruan berusia 17 tahun bernama Liao mengunggah sebuah postingan di Facebook di mana ia menulis, “Pergi untuk membunuh penumpang di pintu keluar 1 dari Stasiun MRT Neihu pada pukul 7 malam ini.” Pada hari Senin (22 Juli), polisi Taoyuan dapat melacak wanita itu dan menangkapnya.
Cuplikan screenshot dari Facebook ancaman Liao.
Pada hari Selasa (23 Juli), netizen lain yang menggunakan nama “ruijiangli” menulis komentar di forum berita online, “Saya akan membunuh orang secara acak di Bannan Line (Stasiun Ximen) hari ini!” Tak lama kemudian, ruijiangli memposting komentar yang mengubah serangan ancaman pembunuhan ke stasiun THSR di Kaohsiung.
Cuplikan screenshot komentar ruijiangli.
Setelah mendapat ancaman, beberapa penumpang MRT mengakui bahwa mereka khawatir tentang naik MRT dan mereka sedang mempertimbangkan untuk naik taksi atau alat transportasi lain sebagai gantinya, ujar laporan Liberty Times. Penumpang lainnya mengatakan bahwa meskipun mereka tahu bahwa banyak ancaman online, mereka masih akan lebih waspada saat naik MRT dan mengawasi orang-orang yang mencurigakan dalam kereta mereka. TRTC mengatakan bahwa perusahaan juga bekerja sama dengan polisi untuk menyelidiki ancaman.