Foto diambil dari UDN.
Asosiasi Promosi Perburuhan dan Harmoni Internasional Taiwan memposting video keluhan majikan di Facebook pada tanggal 15 Februari lalu. Majikan mengatakan bahwa perawat asing menelepon dan menonton film setelah pasiennya tertidur. Beberapa netizen menonton video CCTV tertera waktu sudah menunjukkan pukul 19:20 malam.
Mereka juga berdiskusi mengenai larangan perawat asing berkumpul bersama pada hari libur akibat Covid. Dan juga ada pembahas apakah jika itu orang Taiwan juga dilarang pergi ke tempat umum untuk mencegah covid?
Pertama-tama, pada pukul 19:20 malam jika apasien sudah tertidur, mengapa tidak membiarkan perawat asing memiliki ruang sendiri untuk pergi ke “kamar mereka sendiri”? Terus terang, orang Taiwan ingin pengasuh asing untuk tetap berada di sekitar orang yang dirawat selama 24 jam sehari, dan mereka harus mengorbankan semua kebutuhan alamiah mereka yang lainnya.
Banyak orang Taiwan memiliki mentalitas yang sangat aneh, berpikir bahwa mereka berhak meminta pengasuh asing untuk memenuhi “persyaratan majikan” 24 jam sehari saat mereka “membayar”. Apakah orang Taiwan ini juga “berkorban” saat dipekerjakan?
“Asosiasi Promosi Perburuhan dan Harmoni Internasional Taiwan” juga mengatakan bahwa majikan menginginkan perawat asing untuk memonitor kondisi pasien 24 jam, tetapi lupa untuk memberikan privasi para pekerja, bahwa mereka juga memerlukan istirahat.
Mengapa orang Taiwan di tahun 2021 masih merasa berhak meminta orang asing untuk merawat mereka selama 24 jam setelah membayar? Apakah orang di Taiwan yang menerima gaji harus siaga 24 jam sehari dan memikul tanggung jawab hukum?
Wartawan media lokal menuliskan dalam sebuah berita bahwa perawat asing asal Indonesia sebut saja namanya Endang berkata, “Beberapa teman mengatakan kepada saya bahwa bos takut mereka akan terinfeksi ketika mereka keluar dan akan menularkan pneumonia ke rumah orang tua, jadi mereka dilarang keluar sepanjang tahun ini. Jika Anda tidak bisa keluar, Anda hanya bisa berjalan-jalan di sekitar rumah. Ini yang terjadi di seluruh Taiwan. ”
Asosiasi tersebut pun memprotes sikap majikan yang tidak mengizinkan perawatnya mendapatkan hak libur. Bagaimana dengan hak yang didapatkan oleh pekerja asing. Mereka tentunya memiliki hak untuk libur dan tidak diperkenankan untuk menyertakan alasan covid. Warga Taiwan sendiri masih sering keluar rumah berlibur di tengah situasi pandemic seperti ini.
Mengenai jam perawatan selama 24 jam, dan memprotes pekerja jika menonton TV atau video dan menelepon setelah pasien tidur (pada pukul 19.20), pihaknya pun menyatakan bahwa jika demikian peraturannya, maka perawat asing berhak untuk mendapatkan tempat privasi untuk istirahat kerjanya atau kamar sendiri yang tidak dicampur dengan pasien.