Telah banyak dijumpai penyakit kewanitaan yang dialami rekan-rekan TKW seperti kanker leher rahim maupun kista. Namun sayangnya, sudah dalam tahap lanjut dan memerlukan operasi pengangkatan kista atau bahkan harus kehilangan rahimnya. Untuk mencegah dan berkonsultasi mengenai penyakit ini, para wanita tak perlu kuatir lagi mengenai kesulitan bahasa yang dialami. Rumah sakit Jen Ai yang berada di Taichung telah memberikan pelayanan kesehatan Indonesian Medical Service dengan menghadirkan dr Fu, seorang dokter ahli kandungan yang bisa berbahasa Indonesia. Berikut ini wawancara esklusif IndosuarA bersama dr Fu langsung dari tempat prakteknya.
Bisa dijelaskan sejak kapan dr Fu hijrah ke Taiwan? Pada saat itu bertugas di mana?
Saya mulai hijrah ke Taiwan pada tahun 1990. Saat itu baru lulus SMA dan kuliah di sini sampai mengambil kedokteran spesialis kandungan. Mulai bertugas di rumah sakit ini sejak 1996. Saya sudah di Jen Ai hospital selama 14 tahun.
Bisa diceritakan apa yang melatarbelakangi diadakannya program IMS (Indonesian Medical Service) di rumah sakit ini?
Awal mula adanya program ini dipelopori oleh seorang mahasiswa Indonesia yang sedang studi post doctoral di Asia University. Namanya Eka. Penelitiannya di bidang Psikologi ini bekerja sama dengan salah satu rumah sakit di Taiwan yang bertujuan untuk membantu masyarakat Indonesia yang tidak bisa berbahasa Mandarin maupun bahasa Inggris. Jika ada masyarakat Indonesia yang ingin berkonsultasi tentang kesehatan namun tidak bisa berbahasa Mandarin maupun Inggris, langsung menghubungi Eka dan keluhannya disampaikan langsung pada pihak rumah sakit yang bersangkutan.
Kemudian Eka yang dinaungi oleh Asia university bekerjasama dengan International Patient Department, Jen-Ai hospital berencana membuka program Indonesian Medical Service (IMS). Mark K. Chan, sebagai Program Director of International Patient Center memberi sambutan positif atas rencananya dan memperkenalkan saya pada Eka. Jadi, IMS ini kurang lebih sudah berjalan sekitar 1 tahun yang lalu.
Selama bertugas di rumah sakit Jen-Ai? Apakah ada pengalaman yang menarik/ berkesan saat melayani pasien Indonesia?
Ada dua kasus yang saya tangani yang paling berkesan. Pertama, beberapa tahun lalu saya pernah menangani pasien yang wanita berusia sekitar 20 tahun dan memiliki suami yang berusia hampir 50 tahun. Si wanita ini hamil setiap tahunnya berturut-turut hingga 3 kali. Saya berpikir bahwa kemungkinan orang menikah itu bukan untuk cinta melainkan pemberian keturunan saja. Kemudian di sisi lain, perbedaan bahasa antara mereka menjadi penghalang komunikasi. Sang istri hanya bisa berbahasa Mandarin sedikit dan sangat terbatas, sedangkan sang suami tidak bisa berbahasa Indonesia sama sekali dan diantaranya tidak bisa menggunakan bahasa kedua lain seperti bahasa Inggris. Jika antara suami istri komunikasi kurang baik, bagaimana mereka bisa mendidik dan berkomunikasi yang baik dengan anak-anak? Hal inilah yang menyentuh saya untuk berpikir lebih lagi lagi dalam membantu masyarakat Indonesia.
Pengalaman berkesan yang kedua yaitu pada tahun lalu ada seorang pasien dari Changhua yang terkena kista. Awalnya ia merasa sakit perut lalu menelepon Eka dan dirujuk ke rumah sakit ini. Setelah menjalani pemeriksaan, ternyata di indung telurnya sudah tumbuh kista sebesar 9 atau 10 cm hingga memerlukan operasi pengangkatan. Waktu itu biayanya juga dibantu oleh IndosuarA. Setelah operasi, sang pasien meminta berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya di Jawa Timur.
Pengalaman lain yang berkesan buat saya adalah saat membantu korban tsunami di Aceh pada Desember 2006 lalu. Saat itu hati saya terketuk untuk membantu saudara-saudara kita di Indonesia. Namun sayangnya hanya diizinkan 2 minggu saja oleh pihak Taiwan. Dari beberapa pengalaman di atas, saya termotivasi untuk membantu masyarakat Indonesia karena saya berpikir bahwa saya berasal dari Indonesia dan bisa berbahasa Indonesia, pasti tidak ada kesulitan untuk berkomunikasi.
Apa pendapat dokter mengenai program IMS ini?
Saya mendukung program ini karena banyak masyarakat Indonesia yang ada di Taiwan yang memerlukan bantuan terutama para BMI, karena mereka datang ke Taiwan ini untuk hidup dan menghidupi keluarga jadi mereka lebih fokus pada soal pendapatan. Terkadang mereka punya kesulitan untuk berkomunikasi dengan memakai bahasa Mandarin. Saya pribadi rindu untuk membantu apa yang saya bisa kerjakan. Hal ini tidak menutup kemungkinan untuk TKW saja, melainkan untuk TKI yang memerlukan bantuan di bidang kesehatan seperti konsultasi atau ingin berobat, saya siap membantu untuk memberi penjelasan.
Dokter Fu adalah seorang dokter spesialis obsgyn dan gynaecology (ahli kandungan). Bisa dijelaskan penyakit seperti apa sajakah yang termasuk dalam golongan ini?
Dokter kandungan dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah obstetik atau dokter kandungan yang menangani kesehatan ibu dan anak, yang meliputi penanganan kesehatan mulai dari hamil dini, pemeriksaan janin, pemerhati kesehatan ibu sampai pada perawatan saat sang anak lahir. Pemeriksaan ini juga menyangkut apakah sang anak ada kelainan atau tidak. Misalkan, sang ibu suka merokok, kemungkinan pada saat lahir nanti anaknya berbobot kecil. Contoh lain misalkan jika memelihara kucing atau anjing, kemungkinan bisa juga bisa terkena parasit yang menyebabkan kelainan pada sang anak. Sampai sang anak lahir
Yang kedua adalah ginekolog yang berkaitan dengan penyakit kewanitaan yang bukan dari kehamilan. Ini adalah penyakit yang berasal dari tubuh kita, misalkan keputihan, sakit pada saat kencing atau pendarahan maupun kanker rahim atau kanker indung telur termasuk juga yang paling tenar saat ini adalah kanker servik atau juga disebut kanker leher rahim. Sebagai pencegahan, kita biasanya memberikan vaksinasi. Jika sudah terkena salah satu penyakit ini, ada dua langkah penyembuhannya. Yang pertama melalui pengobatan dan yang kedua melalui operasi atau pengangkatan rahim. Jadi, jika ada masyarakat Indonesia khususnya BMI yang kuatir dengan masalah ini dan ingin berkonsultasi lebih lanjut dengan saya, silahkan datang ke rumah sakit ini.
Di Taiwan ini banyak ditemui kasus BMI terkena kista dan ada juga ada yang terkena sakit kanker leher rahim yang sebelumnya tidak terdeteksi saat di Indonesia dan baru tahu ketika berada di Taiwan. Menurut dokter, apa yang menyebabkan banyak wanita mengalami sakit seperti itu, bagaimana gejalanya dan apa langkah pencegahannya?
Sebenarnya yang perlu dikethaui lebih lanjut adalah tidak semua kista itu harus dioperasi. Indung telur wanita berovulasi setiap bulan. Jika bulan ini yang sebelah kiri berovulasi, bulan depan kemungkinan sebelah kanan. Nah, setelah ovulasi, indung telurnya tambah besar. Jika menstruasinya lancar, hari ke 14 akan bertelur, dan setelah ovulasi terkadang tidak kempes namun tetap membesar. Jika memutuskan untuk operasi, seharusnya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi seperti, besarnya harus lebih dari 6 cm. Kemudian harus diobservasi selama 2 bulan, lalu apakah si pasien mengalami sakit seperti sakit pinggang, mulas dan tidak bisa buang air besar atau kecil. Setelah itu baru pada tahap pemeriksaan darah, kita melihat tumornya. Jika resikonya tinggi kemungkinan ganas, dan ini yang harus dioperasi. Jika pembesaran di indung telur hanya sekitar 4 cm, kemungkinan bisa mengecil lagi ketika masa menstruasi itu selesai. Jadi belum tentu ini adalah kista dan harus dioperasi. Terkadang itu fisiologis, secara psikis dan bukan penyakit.
Ada juga penyakit yang disebut endometriosis. Misalkan saat menstruasi tiap bulan sakit secara terus menerus. Penyakit ini juga termasuk berbahaya. Jika sakitnya parah, kemungkinan bisa menyebabkan infertility atau tidak bisa mempunyai anak. Jika Anda mengalami PMS (premenstrual syndrome) seperti sakit saat 2 minggu sebelum masa menstruasi, sebaiknya harus diperiksa dengan menggunakan sonografi. Dalam indung telurnya apakah ada pembekakan atau tidak. Kemudian di rahimnya apakah ada kelainan atau tidak. Jika semasa muda ditemukan tanda-tanda seperti ini, sebaiknya diobati. Jika terlambat, kemungkinan bisa mengakibatkan infertility atau tidak bisa mempunyai anak karena penyakit endometriosis ini semacam indung telur yang lengket ke usus, sehingga hal ini mengakibatkan tidak bisa mempunyai anak.
Bagi yang mengalami gejala seperti ini, agar tidak terjadi merambah pada infertility sebaiknya dicegah dengan pemberian pil KB untuk menunda menstruasi selama 9 bulan sampai 1 tahun agar indung telur istirahat terlebih dahulu untuk berovulasi. Setelah itu pada menstruasi berikutnya akan mengalami masa siklus yang baru dan tidak akan sakit lagi atau rasa sakitnya berkurang hingga 50%. Jika hanya menggunakan obat penghilang rasa sakit saat menstruasi, itu hanya sebatas menghilangkan rasa nyeri saja dan tidak bisa mencegah proses terjadinya infertility. Sebaiknya melakukan pengecekan dengan USG, dilakukan setelah masa mestruasi.
Apa pesan dokter bagi masyarakat Indonesia tentang kesehatan?
Mayoritas masyarakat Indonesia datang ke Taiwan untuk bekerja dan studi. Jika ingin sehat prinsipnya adalah menjaga hidup agar lebih bahagia dan harus juga menjaga kesehatan diri seperti makan makanan yang sehat dan jangan lupa berolah raga. Budayakan untuk berolah raga sekalipun itu hanya loncat-loncat kecil ataupun push up beberapa kali saja. Jika ada kesempatan, jangan lupa untuk medical check up. Untuk yang sudah menikah, minimal setahun sekali cek pap smear. Gunakan asuransi Anda selama di Taiwan ini untuk mengecek kesehatan Anda. (*/ml)
Nama Lengkap : Fu, Yu-Chi, MD (Timotius Fu)
Tempat/ tanggal lahir : Surabaya, 26 September
Pendidikan : Spesialis OBS/Gyn
Riwayat pengalaman bertugas : – Mackay Hospital (Taipei)
- Mingshen Hospital (Taoyuan)
- China Medical University Hospital
- Jen Ai Hospital (Taichung)
Jadwal Praktek:
Selasa & Rabu 10:00-12:00
Kamis 15:00- 17:00
Lantai 3 ruangan 59 (diharapkan untuk memberi informasi kepada bagian pendaftaran jika Anda adalah orang Indonesia yang akan berkonsultasi dengan dr Fu)
Alamat rumah sakit Jen Ai:
Jen-Ai yi yuan Dali 483 Dongrong Rd, Dali Taichung
Telepon: 04-24819900 ext 15764
台中市大里區東榮路483號