Foto-foto diambil dari CNA.
Ratusan orang berkumpul di pusat kota Taipei hari Minggu (4/10) untuk merayakan hari Batik. Festival Batik dan Lurik 2020 yang diselenggarakan oleh Indonesia Diaspora Network (IDN) di Taiwan, Cultural Taiwan Foundation, dan National Taiwan Museum, digelar di Taman Namen museum, dihadiri sekitar 300 orang yang berpartisipasi.
Pekerja migran Indonesia, pelajar dan imigran, Taiwan, dan pejabat dari kantor perwakilan Asia Tenggara hadir. Pajangan batik dan lurik ditata dengan indah, kain bergaris ikonik tradisional yang dikenakan untuk berbagai upacara Jawa.
Para pendatang juga bisa membatik sendiri di sebuah workshop yang memang disediakan untuk mengenalkan budaya Batik terutama bagi warga Taiwan. Selain itu festival juga menampilkan pertunjukan tarian tradisional, seperti Topeng dan Sekar Pudyastuti.
Salah satu penarinya, Anastasia Melati dari Yogyakarta Indonesia, mengatakan Sekar Pudyastuti yang dibawakannya merupakan tarian istana yang biasa dilakukan untuk menyambut tamu.
Festival ini juga menampilkan peragaan busana dengan sekitar 30 anggota komunitas pekerja Indonesia di Taiwan yang mengenakan pakaian tradisional.
Putri Catur Suryani, care giver dari New Taipei City, ikut serta dalam peragaan busana dengan balutan atasan tradisional Sunda dari Jawa Barat dan rok panjang dari Bali.
Ia juga mengenakan penutup kepala dari budaya Sunda yang biasa dikenakan para ratu, kata Putri melalui seorang penerjemah.
Ketua IDN di Taiwan, Hanas Soebakti mengatakan kepada CNA bahwa acara tersebut diadakan untuk merayakan Hari Batik, sebuah perayaan yang diperingati setiap tahun pada 2 Oktober untuk menandai peringatan ketika UNESCO memasukkan budaya tersebut ke dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya pada tahun 2009.
Ini adalah keempat kalinya Hari Batik dirayakan di Taman Namen Museum Nasional Taiwan, dengan acara yang diadakan pada hari Minggu paling dekat dengan 2 Oktober setiap tahun, kata Hanas.
“Ini bukan hanya tentang karya seni, karena batik memungkinkan kita untuk berdialog dengan negara lain. Batik adalah identitas kita,” kata Ketua IDN, 27 tahun mahasiswa PHD ilmu komputer di National Central University.
Hari Batik adalah perayaan penting di Indonesia karena semua kementerian pemerintah di Indonesia merayakannya, kata Fajar Nuradi, direktur Departemen Perlindungan Warga dan Sosial Budaya Indonesia di KDEI Taipei.
“Keunikan batik bukan hanya sejarah, tapi juga sangat spiritual,” kata Fajar. “Orang Indonesia sangat bangga memakainya hampir setiap hari.”
Keterampilan batik tradisional, yang telah berkembang dengan baik ratusan tahun yang lalu di Jawa Tengah, tercermin dalam desain sehari-hari yang sering dipakai dalam lingkungan bisnis dan akademik di Indonesia.
Wakil Menteri Kebudayaan Hsiao Tsung-huang (蕭宗煌), ketua Yayasan Budaya Taiwan, mengatakan Festival Batik dan Lurik 2020 penting karena memungkinkan masyarakat Taiwan untuk lebih memahami budaya Indonesia.
“Untuk saling memahami budaya satu sama lain sangat berarti untuk menjembatani kesenjangan antara perbedaan budaya,” kata Hsiao.
Taiwan memiliki komunitas Indonesia yang besar, termasuk lebih dari 267.000 pekerja migran Indonesia, menurut statistik Kementerian Tenaga Kerja per akhir Agustus.