Foto-foto diambil dari CNA.
Kostum warna-warni dan musik ceria mengalir dari sebuah museum di pusat kota Taipei pada hari Minggu di sebuah festival merayakan seni batik, teknik pewarnaan lilin tradisional dari Indonesia.
Festival Batik & Ikat 2021 yang diselenggarakan oleh Indonesia Diaspora Network (IDN) di Taiwan dan diadakan di Namen Park Museum Nasional Taiwan menampilkan serangkaian kegiatan budaya Indonesia, termasuk tarian dan paduan suara, serta seni batik.
Acara tersebut dihadiri oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di Taiwan, yang menampilkan peragaan busana dengan model runway dengan selendang ikat dan rok panjang yang terbuat dari batik yang diwarnai dengan indah.
Inggrid Chandra, Ketua Panitia, mengatakan batik dan budaya tenun ikat mengalir melalui garis keturunan Indonesia.
Setiap tahun IDN menyelenggarakan festival bertema batik untuk meningkatkan kesadaran akan tradisi pada Hari Batik Nasional pada 2 Oktober.
Sakshi Saraswat, 24, mahasiswa PhD India di Taiwan yang berpartisipasi dalam festival sebagai salah satu model runway, mengatakan bahwa dia percaya bahwa batik di negaranya berasal dari Indonesia dan dia ingin belajar lebih banyak tentang budayanya.
Dalam pidato di festival tersebut, Kepala KDEI Budi Santoso mengatakan Indonesia ingin berbagi keindahan batik dengan orang-orang dari semua kalangan. Dia juga menghimbau semua orang di seluruh dunia untuk memakai pakaian batik.
Fajar Nuradi, Direktur Departemen Perlindungan WNI dan Sosial Budaya KDEI, mengingatkan bahwa batik sebagai salah satu pilar identitas budaya bangsa di kalangan masyarakat Indonesia perantauan.
IDN telah mengadakan festival bertema batik setiap tahun sejak tahun 2017, dengan ratusan peserta yang hadir setiap tahunnya. Namun, karena pembatasan COVID-19 yang diterapkan oleh museum, hanya 50 orang di dalam ruangan dan 80 di luar ruangan yang diizinkan hadir pada edisi 2021 pada waktu tertentu.
Dalam acara tersebut ada sesuatu yang unik. Salah satu pengisi acara adalah seorang pekerja migran yang telah bekerja di Taiwan selama 13 tahun.
Perancang kostum dan gaun tradisional Indonesia Yayuk Sri Rahayu (tengah) berpose dengan model yang mengenakan kreasinya. Pengasuh Indonesia selama 13 tahun, ia berencana untuk mengelola bisnis sewa kostum sendiri di Indonesia tahun depan. Foto CNA 3 Oktober 2021.
Yayuk Sri Rahayu yang bekerja di Taipei sebagai penjaga orang tua ini, telah mengantongi ijin dari majikannya untuk berkreasi di waktu senggangnya. Di sela-sela jam istirahatnya, ia mendesain dan menjahit baju tradisional untuk digunakan dalam acara budaya Indonesia. Yayuk mengatakan bahwa ia berterima kasih kepada Taiwan yang tidak hanya memberikan kesempatannya untuk bekerja, tetapi memberikan peluang untuk berkarya.
Di Indonesia, dia belum tentu mendapat kesempatan untuk hadir dan berpartisipasi di acara budaya seperti ini. Banyaknya acara budaya di Taiwan membuatnya menjadi lebih kreatif menjadikannya sebagai desainer. Kini ia sedang membuat persiapan untuk kembali pulang ke Indonesia membuka usaha di bidang penyewaan busana tradisional.