Foto Menteri Tenaga Kerja Indonesia, Ida Fauziyah diambil dari CNA.
Indonesia pada Kamis (18 Maret) memohon kepada pemerintah Taiwan untuk membantu 400 ABK pekerja migran yang terdampar di perairan Taiwan agar dapat masuk.
Dalam konferensi virtual, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah menyatakan keprihatinannya terhadap 400 pelaut negara Asia Tenggara yang terdampar di laut akibat kontrol perbatasan COVID-19 Taiwan. Pejabat tersebut meminta bantuan kemanusiaan yang memungkinkan para ABK memasuki Taiwan sebelum terbang ke Indonesia.
Taiwan telah memberikan izin masuk kepada sekitar 100 ABK Indonesia tahun lalu melalui pengaturan khusus, karena perbatasan yang diperketat, kata John Chen (陈忠), Kepala TETO. Perwakilan Taiwan untuk Indonesia tersebut menjanjikan bantuan untuk membawa ABK ke pantai yang kontrak kerjanya akan berakhir dan yang dilaporkan dalam kondisi mental dan fisik yang rapuh.
Secara terpisah, perwakilan dari kedua belah pihak juga membahas pengiriman pekerja migran Indonesia yang dibekukan oleh Taiwan sejak Desember terkait kredibilitas tes COVID Indonesia, dan langkah-langkah anti-virus yang dipertanyakan di pusat-pusat pelatihan bagi para pekerja yang berangkat ke luar negeri.
Ida menunjukkan bahwa pihak berwenang telah memulai penyelidikan terhadap 14 agensi yang meragukan, dan menghimbau Taiwan untuk mempertimbangkan mencabut larangan tersebut. Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) Taiwan telah menyatakan bahwa Taiwan tidak akan mengizinkan masuk sampai jumlah kasus harian di Indonesia itu turun menjadi lebih rendah dari 5.000.