Foto salah satu penggerebekan kegiatan pelacuran diambil dari CNA.
Pemerintah Kota New Taipei City telah menerima 40 pekerja migran yang diduga dikontrol oleh sekelompok jaringan penjahat yang dicurigai telah mengoperasikan bisnis prostitusi bawah tanah (tak diketahui). Dalam penggerebekan yang dilakukan pada hari Senin kemarin, petugas penegak hukum menanyai pekerja migran asing sebanyak 30 wanita dan 10 pria, setelah membawa mereka ke tahanan untuk memeriksa identifikasi mereka dan mencatat pernyataan mereka.
Juru bicara Jaksa Distrik New Taipei City Hsieh Tsung-fu (謝宗甫) mengatakan bahwa pihaknya telah menemukan adanya 39 pekerja migran asal Indonesia dan satu orang Vietnam, dan kebanyakan dari mereka adalah pekerja migran ilegal yang telah melarikan diri dari majikan. Setelah diperiksa oleh jaksa, para pekerja migran tersebut dipindahkan ke fasilitas Badan Imigrasi Nasional untuk diproses dan dideportasi ke negara asal mereka.
Seperti yang dilaporkan media lokal, Taipei Times, jaringan kejahatan yang dipimpin oleh Chen Chien-chih yang berusia 57 tahun, bersama dua rekannya yang bernama Yeh (葉) dan Lee (李). Kelima tersangka tersebut ditahan setelah melakukan razia di empat lokasi di Distrik Shulin New Taipei City. Jaksa Kota Taipei yang baru mengkoordinasikan penggerebekan dengan NIA (National Immigration Agency), dan polisi lokal bersama militer.
Chen dan rekan-rekannya menjalankan bisnis prostitusi bawah tanah dan menghasilkan keuntungan dengan mengontrak pekerja migran ke pekerjaan sementara, dan kebanyakan pekerja ilegal tersebut sebagai pengasuh.
Para pekerja dibayar NT $ 1.800 per hari, dan Chen akan mengurangi NT $ 600 sebagai biaya perantara. Chen dan rekan-rekannya menempatkan para pekerja migran di sebuah gedung berlantai enam yang terbagi menjadi 60 ruangan kecil berfungsi sebagai tempat tinggal para pekerja migran dan staf yang bekerja untuk operasi Chen.
Chen dan rekan-rekannya diduga memberi pekerja amfetamin dan narkotika lainnya sehingga mereka kecanduan dan bisa mengendalikan pekerja secara lebih baik. Jaksa mengatakan Chen juga diduga memperkosa beberapa pekerja migran perempuan, mengancam akan melaporkannya ke NIA karena bekerja secara ilegal jika mereka tidak mematuhi peraturan yang ditetapkannya.
Chen juga mendapat keuntungan dengan mengenakan biaya sewa untuk tempat tinggal kecil.
Para pekerja migran dikenai biaya sebesar NT $ 10.000 per bulan untuk sebuah ruangan dengan AC dan NT $ 5.000 untuk sebuah ruangan dengan kipas angin.
Setelah diinvestigasi, Chen ditahan, sementara empat tersangka lainnya dibebaskan dengan jaminan antara NT $ 30.000 hingga NT $ 50.000.
Jaksa mengatakan bahwa kemungkinan tersangka akan dituntut karena kasus mengoperasikan jaringan kriminal terorganisir, distribusi obat-obatan terlarang dan pemerkosaan.