Foto diambil dari CNA.
Kabupaten Miaoli Taiwan pada hari Kamis melaporkan 31 kasus baru COVID-19, di mana 30 di antaranya melibatkan pekerja migran yang telah dikarantina sejak wabah infeksi klaster di perusahaan mereka awal bulan ini.
Dari 30 pekerja migran, 17 dipekerjakan di King Yuan Electronics, 12 di Accton Technology, dan satu di Foxsemicon Integrated Technology, yang semuanya berlokasi di Zhunan, kata pejabat Kabupaten Miaoli Hsu Yao-chang (徐耀昌) pada konferensi pers. .
Karena semuanya telah berada di fasilitas karantina yang ditunjuk pemerintah selama lebih dari 10 hari, mereka tidak menimbulkan risiko bagi masyarakat umum, kata Hsu.
Kasus baru lainnya adalah seorang pria Taiwan yang bekerja di sebuah perusahaan kebersihan di Kota Toufen, menurut Hsu.
Kasus-kasus baru membuat jumlah total kasus yang dikonfirmasi di Kabupaten Miaoli menjadi 521, di mana 426 di antaranya adalah pekerja migran, terutama di kawasan industri Zhunan dan Toufen, kata Hsu.
SEbanyak 30 kasus ditemukan setelah pengujian oleh Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) pada sekelompok 1.400 pekerja migran dari enam perusahaan di Zhunan, yang semuanya pada awalnya dites negatif untuk COVID-19 antara 5 dan 8 Juni dan telah dikarantina.
Dua pertiga dari kelompok tersebut adalah karyawan King Yuan Electronics, sebuah perusahaan pengemasan chip di mana klaster COVID-19 lebih dari 200 kasus dilaporkan awal bulan ini.
Selain 30 kasus pada Kamis, 21 orang dari kelompok itu dinyatakan positif pada Rabu dan 11 pada Selasa.
Sementara itu, departemen kesehatan Kabupaten Miaoli mengatakan telah memberikan 7.427 vaksin COVID-19 pada Kamis pagi, terhitung 59,3 persen dari mereka yang saat ini memenuhi syarat.
Hingga saat ini, kabupaten tersebut telah menerima lima laporan tentang kemungkinan reaksi merugikan dari pengguna vaksin, yang satu di antaranya telah dikesampingkan, sementara tiga lainnya melibatkan reaksi ringan seperti ruam kulit atau sakit kepala, kata direktur departemen Chang Rui-hsien (张蕊仙).
Kasus lainnya adalah seorang wanita berusia 85 tahun yang, satu hari setelah divaksinasi, dilarikan ke rumah sakit pada hari Rabu tanpa tanda-tanda vital, tetapi sekarang berada di ICU, kata Chang.
Dia menambahkan bahwa CECC akan meninjau apakah ada kaitan dengan vaksin tersebut.