Tainan City Government. Foto diambil Taipei Times.
Menurut data dari Directorate-General of Budget, Accounting and Statistics (DGBAS) atau Direktorat Statistik Taiwan menunjukkan bahwa jumlah pekerja migran di Taiwan mencapai 706.060 pada bulan April, lebih dari 90 persen dari mereka berasal dari Indonesia, Vietnam dan Filipina. Lebih dari 271.000, atau 38,4 persen pekerja migran, berasal dari Indonesia diikuti oleh Vietnam (221.000, 31,4 persen) dan Filipina (154.000, 21,8 persen).
Total pekerja migran melebihi 700.000 untuk pertama kalinya pada Oktober tahun lalu, yaitu 703.162. Kini jumlahnya meningkat.
Data menunjukkan bahwa 259.144, atau 36,7 persen, bekerja di layanan perawatan rumah tangga, sementara 446.916, atau 63,3 persen, bekerja di bidang manufaktur, konstruksi, pertanian, dan lainnya.
Sebagian besar pekerja migran di sektor manufaktur, pertanian dan konstruksi berada di Taoyuan – lebih dari 91.000 – sementara Taichung terdapat 78.000 dan New Taipei City 56.000.
Menurut data Badan Imigrasi Nasional Taipei, jumlah tertinggi bagi jasa perawatan orang tua yaitu 44.000, sedangkan New Taipei city sebanyak 43.000. Pekerja migran yang dilaporkan sebagai pekerja kaburan berjumlah 51.982, atau 7,4 persen.
Dalam berita terkait, polisi di Taichung kemarin menahan 10 orang di pusat perbelanjaan ASEAN Square di Distrik Pusat (中 區) dekat Stasiun Kereta Api Taichung.
Tujuh warga Thailand – lima pria dan dua wanita – satu wanita Indonesia dan dua pria Vietnam ditanyai tentang pekerjaan dan status visa mereka, tetapi tidak dapat menunjukkan identitas yang lengkap.
“Laporan tentang hilangnya pekerja migran meningkat setiap tahun, menciptakan masalah keamanan publik,” ujar deprtemen Legislative Yuan.
“Persentase pekerja migran yang dihukum karena kegiatan kriminal juga meningkat, terutama karena penyerangan, membahayakan keselamatan publik, kegiatan narkotika, pemalakan liar dan perburuan gelap,” ujar laporan tersebut.