Foto diambil dari CNA.
Lebih dari 200 kasus akibat sengatan panas (heatstroke) dilaporkan di Taiwan selama sepuluh hari pertama bulan Juli, yang merupakan jumlah tertinggi dalam empat tahun, yang mengkhawatirkan para pekerja medis.
Sekitar 231 orang memerlukan perawatan medis dan 190 di antaranya dibawa ke ruang gawat darurat karena terpapar panas parah antara tanggal 1 hingga 10 Juli. Taiwan telah mencatat 1.130 kasus sengatan panas sejak Mei, dengan suhu mencapai titik tertinggi.
Jumlah pasien pria 2,65 kali lebih tinggi daripada pasien wanita, dan pria juga ditemukan menderita konsekuensi lebih serius daripada wanita. Hal ini bisa dikaitkan dengan fakta bahwa wanita lebih suka memakai tabir surya dan melindungi diri dengan payung.
Sebuah kampanye harus dilakukan untuk mendorong para pria menggunakan payung untuk melindungi dari matahari, karena mereka sering merasa malu untuk melakukannya, kata Chu Pau-ling (朱柏齡), Direktur Pusat Pencegahan Heatstroke di Rumah Sakit Umum Tri-Service. Dalam sebuah percobaan, ia menemukan payung hitam dengan interior perak dapat mendinginkan suhu sekitar 5,5 derajat Celcius hanya dalam dua menit.
Sementara itu, alkohol telah menjadi barang pelindung yang dicari di tengah pandemi COVID-19, dokter juga merekomendasikan penyemprotan pada leher, perut, dan anggota badan untuk mengurangi suhu tubuh.