Foto diambil dari CNA.
Kelompok pekerja buruh migran pada hari Rabu menuntut agar pemerintah membuat undang-undang yang mengharuskan pemisahan asrama untuk pekerja migran dari pabrik. Hal tersebut dikarenakan sudah banyak kasus antara lain delapan pekerja migran telah meninggal di asrama mereka karena kebakaran pabrik.
Organisasi The Migrant Empowerment Network in Taiwan (MENT) mengadakan konferensi pers di depan Kementerian Tenaga Kerja di Taipei pada hari Rabu untuk berorasi. Hsu Wei-dong (許 惟 棟), seorang anggota dari Hsinchu, mengatakan selama kejadian bahwa delapan pekerja migran telah meninggal dalam kebakaran pabrik Sican dan kebakaran pabrik Chin Poon dalam enam bulan terakhir semua karena asrama mereka terletak di dalam pabrik.
Hsu mengatakan bahwa saat ini ada hampir 700.000 pekerja migran di Taiwan, 410.000 di antaranya adalah pekerja industri. Para pekerja pabrik tersebut tidak hanya harus berurusan dengan jam kerja yang panjang dan gaji yang rendah, mereka juga harus berurusan dengan lingkungan kerja yang disebut industri “3D” “dirty, difficult, and dangerous.” yang berarti “kotor, sulit, dan berbahaya.” Bagi mereka yang memiliki Asrama yang terletak di dalam pabrik, mereka menghadapi bahaya sepanjang hari.
Oleh karena itu, ia bersikeras bahwa hanya dengan memisahkan asrama pekerja migran dari pabrik, bahaya yang mereka hadapi selama istirahat akan menurun secara signifikan. Dan para petugas pemadam kebakaran yang masuk ke pabrik untuk menyelamatkan orang-orang menjadi berkurang.