Foto diambil dari CNA.
Sekelompok aktivis HAM kemarin melayangkan protes di depan kantor imigrasi menuduh mereka membiarkan pekerja asing kelaparan di tempat penampungan sementara.
Seperti dikutip dari CNA, perwakilan asosiasi pekerja internasional Taiwan (TIWA) mengatakan banyak pekerja asing yang ditahan karena terlewat masa berlaku visa harus membayar sendiri untuk biaya makannya. Mereka mengklaim bagi yang tidak memiliki cukup uang harus meminjam ke sesama tahanan atau petugas.
Meskii demikian, pihak imigrasi menolak asumsi adanya tahanan yang tidak dapat membeli makanannya hingga kelaparan.
Salah seorang anggota TIWA, Wu Ching-Ju mengatakan sejak akhir tahun lalu, banyak pekerja asing yang ditangkap dan ditempatkan pada pusat penampungan sementara. Wu mengatakan mereka diharuskan membayar sendiri biaya makan dan harus meminjam jika tidak memiliki cukup uang.
Wu menambahkan jika tidak ada yang bisa meminjamkan uang, anggota petugas terkadang akan membayar untuk mereka. Dari 17 tempat penampungan sementara, rata-rata terdapat 6 tahanan setiap harinya.
Jumlah tersebut berarti ada sekitar 100 tahanan per hari yang tidak bisa mendapatkan makanan karena kebebasannya tertahan.
Liu Hsiao-Ying, anggota dari pusat pelayanan dan administrasi pekerja katolik Hsincu mengatakan bahwa tempat penampungan sementara saat ini penuh. Ia juga memaparkan bahwa biaya makan perhari sekitar 200 NT dan apabila tahanan harus tinggal selama 15 hari artinya mereka harus menyiapkan 3000 NT.
Semakin lama pekerja asing ditahan, semakin banyak uang yang harus dibebankan dan memberikan ancaman fisik dan psikologis bagi mereka. Ini alasan Liu untuk meminta bantuan dari luar.
Liu mengakui mendapat informasi tentang kasus seorang pekerja asing yang menderita karena tertahan selama 3 hari dan tidak memiliki uang untuk makan. Ia berasumsi jika pihak imigrasi memiliki sumber daya untuk mencari dan menangkap pekerja asing, mereka seharusnya mampu menyiapkan akomodasi dan makanan untuk mereka. Selain tuntutan atas alokasi dana yang memadai untuk makanan, kebutuhan sehari-hari juga diharapkan tersedia.
Kepala deputi penegakan hukum dan hubungan internasional Hsu Yun mengatakan tidak menemukan bukti tuduhan tersebut di seluruh 17 tempat penampungan sementara. Hsu menambahkan tahanan yang tidak dapat makan kemungkinan karena tekanan emosi karena pertama kali ditangkap. Selain itu penangkapan terkadang dilakukan larut malam di saat banyak rumah makan sudah tutup. Hsu mengakui berdasarkan peraturan saat ini, tahanan diharuskan membayar sendiri makanannya. Jika tidak mampu, petugas akan menalangi sebelum akhirnya dikembalikan oleh penjamin atau anggaran resmi.