Foto diambil dari UDN.
Pada malam Hari Buruh 1 Mei, Kementerian Tenaga Kerja mengadakan acara pemilihan Pekerja migran teladan nasional. Tahun ini, sebanyak 56 orang memenangkan penghargaan. Penghargaan teladan ini diadakan untuk pertama kalinya, dan diberikan kepada pekerja yang bekerja di pabrik Taiwan, institusi perawatan jangka panjang atau pekerja rumah tangga.
SUKADI SULASTRI, yang sudah 13 tahun di Taiwan, tidak hanya belajar memasak masakan Taiwan untuk majikannya. Ia rajin belajar, tapi juga memperoleh gelar sarjana manajemen bisnis di University of Hong Kong. Nenek berusia 82 tahun yang dirawatnya merasa senang dengan kabar tersebut. Bahkan ia mengumumkan kabar baik kepada tetangganya. SUKADI SULASTRI mengatakan Taiwan seperti rumah keduanya.
Menteri Tenaga Kerja Xu Mingchun mengatakan bahwa pekerja peraih penghargaan tahun ini berasal dari sektor pabrik, industri medis, transportasi, pekerja film, koki, pemimpin serikat pekerja dan staf konferensi, dan beragam bidang lainnya. Ada 700.000 pekerja migran di Taiwan. Untuk berterima kasih kepada para pekerja migran atas kontribusinya ke Taiwan, grup “Model Migration” ditambahkan untuk pertama kalinya tahun ini.
Lima pekerja migran diberikan penghargaan, tiga di antaranya adalah pekerja migran industri dan dua dari organisasi sosial. Pekerja migran yang mendapat penghargaan termasuk Vietnam, Filipina, Indonesia, dan Thailand.
SUKADI SULASTRI mengatakan karena nama Indonesianya yang sulit diucapkan, di rumah majikan yang terakhir, dia punya ide untuk menamai dirinya Teletubbies “Lala”. Sejak saat itu, Lala menjadi panggilan Taiwan-nya. Dia dan dua majikan sebelumnya bersimpati kepada keluarganya, dan dia masih berhubungan dengan mantan majikannya sampai hari ini. Majikan saat ini adalah seorang nenek berusia 82 tahun. Lala berjalan bersamanya setiap hari, mencari perawatan medis, dan membantu memijat nenek .
Ketika SUKADI SULASTRI pertama kali datang ke Taiwan, ia tidak tega makan di luar oleh majikannya, maka ia bekerja keras untuk mempelajari keterampilan memasak untuk memasak perpaduan yang baik antara cita rasa Indonesia dan Taiwan. Ia ahli dalam memasak bahkan pernah berpartisipasi di tingkat internasional kompetisi memasak.
Dalam rangka pulang kampung untuk memulai bisnis di kemudian hari, Lala juga mengikuti kuliah online yang diadakan oleh kantor perwakilan Indonesia untuk menuntut ilmu di bidang manajemen bisnis. Dia sering membaca dan mengerjakan PR sampai pukul 2 dan 3 tengah malam. Setelah lulus ia mendapatkan IPK tertinggi dari perguruan tinggi tersebut dan terpilih sebagai wisudawan terbaik.
Lala sangat senang dan bangga terpilih sebagai pekerja teladan nasional. Ia mengatakan bahwa penghargaan ini mewakili Indonesia, tetapi ia tidak menyangka bahwa Nenek akan lebih bahagia darinya. Lala yang akan kembali ke Indonesia tahun depan mengatakan bahwa ia menyukai kebersihan dan kenyamanan Taiwan.