Foto ilustrasi diambil dari pinterest.
Lagi, kasus TKW yang hamil dan melahirkan anak di Taiwan ini kembali terjadi. Salah seorang narasumber yang tidak mau disebutkan namanya yang membantu TKI tersebut pun memberikan informasi pada Indosuara mengenai kasus TKI kaburan tersebut untuk meminta solusi baginya. Namun sayangnya, narasumber yang berusaha membantunya pun akhirnya jengkel, lantaran sang TKW kaburan tersebut keras kepala. Berikut kisahnya.
Awal ceritanya, narasumber AI yang melapor pada Indosuara ini adalah teman dari TKW kaburan yang hamil sebut saja Upi. Ceritanya, teman AI yang bekerja di pabrik ini adalah orang Taiwan yang meminta tolong pada AI untuk mencarikan care taker untuk ibunya, karena TKW kaburan asal Cilacap yang dulu dipekerjakannya kini sudah ditangkap polisi bersama pacarnya di sebuah hotel daerah Chungli. AI pun memberi saran pada temannya ini untuk mengambil TKI yang resmi, bukan kaburan agar tidak beresiko. Temannya pun menuruti kemauannya. Namun sementara sambil menunggu poroses pengambilan TKI, ia meminta AI untuk mencarikan TKW yang bisa menjaga ibunya.
AI pun kenal dengan seorang yang bernama Upi diperkenalkan oleh temannya. Saat menelepon Upi, ia pun menjelaskan pada AI bahwa dirinya hamil 4 bulan dan tidak bisa bekerja. Upi pun memberikan nomor telepon temannya yang lain. Namun ternyata beberapa hari kemudian, Upi menelepon dan mengatakan jika temannya yang nanti akan dipekerjakan ternyata harus menunggu gajian 5 hari lagi. Akhirnya ia menawarkan untuk bekerja di sana selama 3 – 5 hari saja karena ia butuh uang.
Namun setelah 5 hari, ternyata Upi tidak mengabarkan apapun. AI bertanya pada Upi ternyata ia menjawab bahwa dirinya sebenarnya belum mengabari temannya tersebut untuk kerja. Kemungkinan dikarenakan Upi sendiri butuh uang. Akhirnya dengan terpaksa majikannya mempekerjakan Upi. Setelah itu, teman orang Taiwan yang mempekerjakan Upi mengatakan pada AI bahwa kehamilan Upi semakin besar, ia takut untuk memperkerjakannya lagi. Namun Upi memohon untuk tetap mempekerjakannya karena ia butuh uang. Akhirnya teman AI orang Taiwan tersebut hanya mempekerjakan Upi sampai tanggal 30 Juni saja karena takut dengan kehamilannya yang semakin membesar karena takut terjadi apa-apa, mengingat Upi harus mengangkat ama pasien yang dijaganya.
Namun Upi pun memohon untuk tetap dipekerjakan hingga tanggal 5 Juli, sambil menanti suaminya dari Nantao dan sekalian untuk cek ke klinik kehamilan yang biasanya digunakan untuk orang kaburan. Akhirnya pada tanggal 3 Juli Upi mau berhenti kerja. Pada hari itu ia pun memeriksakan diri ke klinik Taoyuan tersebut. Minggu pagi ia naik taksi, tiba-tiba di dalam taksi ia melahirkan. Kaki bayinya sudah terlihat keluar. Sopir taksi langganan pun panik karena ia ada di Hukuo jauh dari Taoyuan. Akhirnya sopirnya membawa ke rumah sakit Renhe hospital di Hukuo. Karena Upi tidak bisa menunjukkan identitasnya, akhirnya pihak rumah sakit menelepon imigrasi.
Pihak imigrasi pun menghubungi temen AI yang pernah mempekerjakan Upi. AI dan teman Taiwan yang pernah mempekerjakan Upi pun ditanya-tanya oleh imigrasi. Pada awal bulan Juli atau Juni, AI sudah memberikan saran pada Upi bahwa lebih baik ia masuk ke yayasan untuk membantu orang-orang kaburan, terutama bagi mereka yang hamil agar kehamilannya terjaga dan setelah melahirkan anaknya bisa dititipkan di yayasan tersebut. Upi pun hanya diminta membayar NT$ 3000 per bulan saja. Akan tetapi Upi tidak mau memutuskan apapun, semuanya harus ia konsultasikan dulu dengan suaminya.
AI pun hanya memberi masukan pada Upi bahwa seharusnya suami Upi harus memberiikan saran yang baik, apalagi jika ada temannya yang mau membantu Upi. AI pun juga merasa dibohongi dengan Upi. Awal saat kerja ia bilang kalau usia kandungannya masih 4 bulan, ternyata usianya sudah 8 bulan. Saat ini suaminya takut untuk datang menemui Upi dikarenakan suaminya juga takut ditangkap oleh migrasi. Berdasarkan informasi yang diterima dari AI, ia pun tak tahu apakah Upi dengan suaminya yang ada di Nantao tersebut adalah memang benar suami resminya atau bukan. AI hanya tahu bahwa Upi yang berusia sekitar 25 tahun ini sudah mempunyai 1 anak di Indonesia, akan tetapi ia tak tahu apakah Upi masih punya suami atau tidak di Indonesia.