Foto diambil dari China Post
Salah satu pekerja dari Kereta Api Administrasi Taiwan atau Taiwan Railways Administration (TRA) mengatakan bahwa setelah ada kebijakan jika pekerja tidak boleh bekerja selama 7 hari berturut-turut tanpa libur, maka banyak pengusaha yang akhirnya memotong layanan mereka agar tidak menjadi masalah.
Pemotongan layanan pun termasuk saat liburan nasional 3 hari, Mid-Autumn Festival pada tanggal 15-17 September mendatang. Hal tersebut dikarenakan perselisihan perburuhan dengan pihak manajemen yang tidak bisa diselesaikan, sehingga membuat peraturan baru yang melarang pekerja untuk bekerja selama tujuh hari berturut-turut mulai berlaku pada 1 Agustus nanti.
Seperti yang dilaporkan China Post, masinis TRA menuntut agar manajemen perusahaan memotong 200 jadwal rute kereta sehingga bisa menikmati hak yang sama dengan pekerja lainnya. Mereka kemungkinan juga akan melakukan aksi mogok.
Sekretaris Jenderal serikat buruh TRA, Liu Ren-jie (劉人杰) mengatakan bahwa kurangnya dukungan untuk tenaga kerja dari pemerintah tidak akan mencegah pekerja TRA untuk mencari hak secara hukum guna mengambil hari libur.
Serikat pekerja TRA juga mengatakan bahwa sebanyak 270 masinis harus bekerja lembur untuk mengoperasikan 900 kereta yang dijadwalkan berjalan secara terus menerus. Sedangkan Direktur TRA Chou Yung-hui (周永暉) juga mengatakan bahwa pada prinsipnya tidak akan ada pengurangan layanan kereta antara Agustus hingga Oktober.
Chou mengatakan TRA akan membuat penyesuaian yang diperlukan dalam menanggapi peraturan yang berlaku tanggal 1 Agustus.
Masalah Mandarin Airlines
Perjalanan liburan nasional pada waktu tersebut diduga juga akan mengalami kendala transportasi udara dikarenakan rencana aksi mogok maskapai domestik anak perusahaan China Airlines (CAL) yaitu Mandarin Airlines (華 信 航空).
Negosiasi putaran kedua antara pihak manajemen dan karyawan gagal, tidak menemui jalan keluar. Tuntutan karyawan tersebut termasuk jaminan perusahaan selama delapan hari libur per bulan, menjadi 30 hari libur per musim. Mereka juga menuntut jam kerja yang sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan nasional dan permintaan yang paling diperdebatkan adalah upah yang sama untuk pekerjaan yang sama dengan pramugari China Airlines. Hal tersebut tak bisa dipenuhi pihak manajemen dikarenakan tugas mereka pun juga tidak sama.
Pramugari maskapai Mandarin Airlines pun akhirnya mengancam untuk mengambil “cuti liburan massal” selama hari libur nasional September nanti dan pemogokan resmi pada 1 Januari 2017 nanti.