Foto diambil dari CNA.
Ketika menunggu dalam antrian untuk membeli masker yang dijatah telah menjadi rutinitas yang sulit bagi banyak orang di Taiwan di tengah wabah penyakit coronavirus COVID-19. Masyarakat yang berpikiran cerdas telah muncul dengan ide membuat penutup untuk masker semacam masker kain agar masker bedah dapat digunakan berulang dan tidak cepat kotor.
Masker kain buatan tangan yang dibuat dengan kain katun menjadi populer ketika orang-orang di Taiwan berusaha untuk menyelesaikan masalah kekurangan pasokan.
Fenomena ini telah mendorong beberapa kelompok masyarakat, sekolah dan bahkan lembaga memberikan pelatihan tentang cara membuat masker dengan sisa-sisa kain di rumah.
Baru-baru ini, sebuah workshop dibuka di Departemen Penataan Mode dan Desain Universitas Sains dan Teknologi Yu Da di Kabupaten Miaoli. Mereka yang mengikuti ketrampilan ini membuat masker kain dan memberikannya secara gratis kepada orang tua yang kurang beruntung secara sosial yang tinggal sendirian di daerah terpencil di Miaoli.
Tidak adanya apotek di beberapa desa terpencil yang terkait dengan sistem Asuransi Kesehatan Nasional (NHI) untuk menjual masker yang dijatah membuat mereka sulit mencari masker. Oleh karena itu, kebanyakan orang lanjut usia, harus melakukan perjalanan ke kota lain atau pusat kesehatan desa untuk membeli masker bedah.
Beberapa bahkan harus naik sepeda sejauh lebih dari 10 kilometer untuk membeli hanya tiga masker.
Karena tingginya permintaan di tengah epidemi COVID-19, pemerintah Taiwan telah meminta kembali semua masker yang diproduksi dan memberikannya kepada konsumen setelah memasok rumah sakit dan petugas kesehatan.
Di bawah sistem penjatahan yang dimulai 6 Februari, siapa pun dapat membeli masker bedah sekali pakai pada hari Minggu di toko obat dan apotek yang ditunjuk, begitu mereka menunjukkan kartu NHI mereka, sementara pada hari-hari lain dalam seminggu, penjualan berdasarkan angka terakhir dari Nomor ID pada kartu NHI pembeli.
Setiap kartu dibatasi untuk pembelian tiga masker setiap tujuh hari.
Selain Yu Da, produksi masker kain juga telah dilakukan oleh beberapa kelompok yang dikhususkan untuk merawat orang-orang yang kurang mampu di kota-kota dan kabupaten, termasuk Taichung dan Kabupaten Hsinchu, dan di penjara-penjara yang menyediakan kelas menjahit bagi para tahanan mereka.
Penutup masker kain membantu menjaga masker bedah agar tidak kotor, tetapi maker kain harus dicuci setiap hari.
Para ahli medis telah menyarankan bahwa pengguna masker harap mencuci masker kain setiap hari, dan membuang masker bedah yang dibungkus setiap dua hingga tiga hari, terutama ketika cuaca panas.
Selain itu, orang-orang disarankan untuk mengenakan masker bedah tanpa penutup atau masker kain selama kunjungan ke rumah sakit atau tempat-tempat di mana risiko penularan virus tinggi, seperti ruang yang penuh sesak dan terbatas.
Rumah sakit sering mengingatkan pengunjung untuk membuang masker mereka segera setelah pergi dari rumah sakit, mengingat risiko bahwa virus itu dapat menyebar melalui tetesan udara yang mendarat di masker bekas.
Dokter Rumah Sakit Advent Taiwan Su Chih-sheng (蘇志盛) mengatakan bahwa masker kain adalah alternatif yang “bagus” bagi penumpang transportasi massal atau orang yang sibuk, tetapi jelas bukan untuk personel medis dan orang yang sedang dikarantina.