Foto diambil dari MOL.
Lebih dari 80.000 pekerja migran di Taiwan mendaftar pekerjaan baru atau dipekerjakan kembali oleh majikan mereka, dari pertengahan Maret hingga akhir Juni, sehingga mengurangi perjalanan yang tidak diperlukan untuk kembali ke negaranya di tengah pandemi COVID-19, ujar kementerian tenaga kerja.
Taiwan telah melarang masuk sebagian besar warga negara asing sejak 19 Maret untuk mencegah penyebaran virus corona, dengan pengecualian mereka yang memegang Alien Resident Certificate (ARC) atau dokumen yang membuktikan bahwa mereka berada di Taiwan untuk tujuan diplomatik dan tujuan bisnis.
Akibatnya, dari 19 Maret hingga akhir Juni, total 82.324 pekerja migran melamar untuk memperpanjang kontrak mereka dengan majikan yang sama atau menemukan calon majikan baru tanpa meninggalkan Taiwan.
Seperti yang diberitakan media lokal CNA, sebanyak 1.685 pekerja migran lainnya mendaftar program yang memungkinkan perpanjangan kontrak kerja mereka selama tiga bulan jika mereka mencapai batas bekerja di Taiwan, kata MOL.
Saat ini, batas hukum untuk bekerja di Taiwan bagi pekerja migran adalah 14 tahun untuk pekerja informal dan 12 tahun untuk semua kategori pekerja migran lainnya.
Selain itu, 726 pekerja lainnya mendaftar untuk memperpanjang masa tinggal mereka selama tiga hingga enam bulan lagi karena kurangnya penerbangan kembali ke negara asal mereka akibat pandemi.
Untuk mengurangi perjalanan lintas batas dan memperlambat penyebaran virus corona, MOL telah menghimbau pengusaha untuk mempekerjakan pekerja migran di Taiwan atau mempekerjakan kembali pekerja mereka.
“Jika majikan dapat mempekerjakan pekerja migran di Taiwan, atau merekrut kembali pekerja, maka itu akan menyelamatkan banyak orang dari masalah karena pekerja baru yang masuk harus melalui karantina,” ujar Chen Chang-pang (陈昌邦), Direktur Pusat Urusan Tenaga Kerja di bawah Badan Pengembangan Tenaga Kerja MOL.
Selain itu, majikan juga lebih efisien biaya jika mempekerjakan pekerja migran yang sudah berada di Taiwan, tambah Chen.
“Pekerja rumah tangga misalnya, mereka harus melalui karantina selama 14 hari, yang membebani majikan dengan tambahan uang NT $ 10.500 (US $ 357), jika mereka datang dari luar negeri,” kata Chen.
Jumlah tersebut dihitung berdasarkan biaya NT $ 1.500 per hari dengan setengah jumlah yang akan disubsidi oleh pemerintah. Namun jumlah pekerja migran baru yang masuk juga telah menurun secara drastis. Lebih dari 10.000 pekerja memasuki Taiwan pada bulan Maret, tetapi pada Juni ini, hanya 176 untuk industri pabrik, sedangkan 293 untuk pekerja informal, termasuk pembantu rumah tangga dan pengasuh, kata Chen.