Tiga toko yang diduga beroperasi sebagai tempat mentransfer NT $ 7 miliar ke Asia Tenggara. Foto diambil dari CNA.
Polisi Kota Taoyuan menggerebek tiga toko Asia Tenggara pada hari Kamis (19 Desember) lalu dan menemukan bahwa toko-toko tersebut telah diam-diam digunakan sebagai pengiriman uang ilegal selama enam tahun terakhir.
Polisi mengatakan bahwa itu adalah kasus pengiriman uang ilegal terbesar dalam beberapa tahun terakhir dan empat pekerja asing ditangkap karena melanggar Undang-Undang Perbankan. Menurut Liberty Times, para tersangka diduga menggunakan toko makanan dan pakaian jadi sebagai bisnis pengiriman uang ilegal, dimana sang pemilik menerima pembayaran dari rekan senegaranya dengan imbalan mengirimkan uang kembali ke negara asal mereka.
Berdasarkan pembukuan akuntansi yang ditemukan oleh polisi, para tersangka menerima bayaran total komisi senilai NT $ 2 juta (US $ 66.300) untuk sekali transfer. Polisi memperkirakan bahwa keempat tersangka telah mengumpulkan laba lebih dari NT $ 7 miliar (US $ 23 juta).
Polisi menambahkan bahwa klien toko diberi “poin hadiah” yang dapat ditukar dengan aksesori sehari-hari saat mereka telah menggunakan layanan pengiriman uang beberapa kali. Polisi menekankan bahwa pengiriman uang ilegal dapat berdampak negatif terhadap sistem keuangan Taiwan dan memperingatkan orang asing agar tidak melanggar hukum.