Foto diambil dari CNA.
Seorang pekerja migran kaburan yang telah hilang selama lima tahun ditangkap Rabu (7 April) setelah rekaman kamera pengintai CCTV mengungkapkan dia sedang duduk di dalam truk derek yang menyebabkan tergelincirnya kereta api Hualien yang mematikan minggu lalu.
Sebuah truk derek yang dikemudikan oleh kontraktor Lee Yi-hsiang (李义祥) diidentifikasi sebagai penghalang yang ditabrak oleh kereta Taroko Express No. 408 sebelum tergelincir saat meluncur ke terowongan, menewaskan 50 orang dan melukai 211 pada 2 April.
Menurut penyelidikan awal, truk Lee tersangkut di semak-semak pagi itu karena sedang menuruni tanjakan. Mesinnya kemudian mati, dan kendaraan itu meluncur turun hingga berhenti di trek 20 meter di bawahnya, sedikit lebih dari satu menit. sebelum kereta tiba.
Saat jaksa menyelidiki kecelakaan itu, mereka menemukan rekaman kamera pengintai yang menunjukkan truk Lee di persimpangan penuh dengan ban bekas saat menuju ke lokasi konstruksi. Lee terlihat duduk di belakang kemudi, sementara seorang pekerja migran kaburan asal Vietnam sedang duduk di sisi penumpang.
Pria Vietnam itu diberi nama China Hua Hsin-hao (华 心 好) oleh calo tenaga kerjanya dan dipanggil Ah-Hao (阿 好), ujar laporan UDN.
Menurut penyelidikan polisi, pria berusia 26 tahun itu telah melarikan diri dari majikannya sekitar lima tahun lalu. Polisi mencurigai bahwa Lee telah mempekerjakan Hua untuk bekerja dengannya secara ilegal.
Sekitar pukul 4 sore pada hari Rabu sore, polisi menunjuk lokasi Hua dan menahannya. Pada pukul 21:37 malam itu, dia dipindahkan ke Kantor Kejaksaan Distrik Hualien untuk diinterogasi lebih lanjut dan telah terdaftar sebagai salah satu terdakwa bersama di penyelidikan terhadap kereta yang tergelincir, lapor CNA.
Chou Fang-i (周芳怡), kepala jaksa penuntut untuk Kantor Kejaksaan Distrik Hualien, menyatakan pada Kamis pagi (8 April) bahwa salah satu terdakwa penggelinciran kereta Hualien telah ditangkap pada hari sebelumnya. Setelah menanyai Hua sekitar lima jam, jaksa menetapkan bahwa pria itu berisiko untuk kabur dan dapat mencoba bersiasat dengan terdakwa lain dan menghancurkan bukti.
Oleh karena itu, Kantor Kejaksaan mengajukan permohonan agar Hua ditahan tanpa komunikasi.