Foto-foto diambil dari Kantor Kejaksaan Taichung.
Seorang pekerja migran asal Filipina berusia 32 tahun telah ditangkap karena dicurigai menipu lebih dari 200 PMI Filipina di Taipei, Taoyuan, Taichung, Chiayi, dan bagian lain di Taiwan hingga NT $ 80 juta (US $ 2,73 juta) dalam waktu 18 bulan. Menurut Kantor Kejaksaan Distrik Taichung, PMI Filipina, bernama “Nelsa,” diduga menipu rekan sesama warga negaranya untuk berinvestasi mata uang dolar Taiwan dan peso Filipina.
Menurut penyelidikan oleh kantor kejaksaan, Nelsa datang ke Taiwan pada Oktober 2017. Saat bekerja sebagai pengasuh orang tua, ia mulai menjalankan penipuan dengan menggunakan smart phone dan telah menghubungi ribuan pengguna telepon.
Ia juga berpindah ke penipuan baru pada Februari 2019, yang diberi nama sebagai “Program Investasi Nilai Tukar Tinggi.” Nelsa merekrut enam “agen” di Taipei, Taoyuan, Taichung, Chiayi, dan daerah lain untuk meminta pekerja migran Filipina melalui aplikasi media sosial untuk berinvestasi dalam program tersebut.
Bukti disita oleh jaksa. (Foto Kantor Kejaksaan Distrik Taichung)
Target penipuan adalah pekerja migran yang mengirimkan uang ke keluarga mereka di Filipina, melalui “agen” Nelsa. Ia mengklaim bahwa selama mereka mengirim dana ke akun yang ditentukan untuk jangka waktu tertentu, mereka dapat menerima nilai tukar mata uang yang lebih baik dengan mengkonversi dolar Taiwan ke Filipina peso.
Sebagai contoh, mengingat bahwa nilai pasar untuk dolar Taiwan adalah sekitar 1,68 peso, jika seseorang mendepositokan NT $ 1 ke akun yang ditunjuk selama empat hari, nilai tukar akan dinaikkan menjadi 1,75 peso pada dolar Taiwan. Satu minggu akan menghasilkan 1,9 peso, dan 75 hari akan melihat jumlah mencapai 8 peso, lebih dari empat kali nilai tukar biasanya.
Namun, para korban terkejut mengetahui bahwa keluarga mereka tidak menerima pengiriman uang seperti yang dijanjikan. Selama satu setengah tahun, lebih dari 200 orang Filipina ditipu jumlahnya hingga NT $ 80 juta.
Dari Mei hingga Juli, jaksa menggeledah rumah “agen” Nelsa. Namun, mereka mengklaim bahwa mereka juga adalah korban dan bahwa mereka juga telah ditipu.
Pada hari Selasa (4 Agustus), para penuntut mencari bukti di kediaman Nelsa. Mengklaim masih bekerja sebagai pengasuh, Nelsa membantah telah melakukan kejahatan, tetapi setelah penyelidikan, kejaksaan memutuskan untuk menangkapnya sebelum ia kembali terbang ke negaranya.
Para korban telah dihubungi untuk membantu dalam penyelidikan. Nelsa sedang diselidiki karena melanggar Undang-Undang Perbankan (銀行 法) dan melakukan penipuan (詐欺).
Nelsa. (Foto Kantor Kejaksaan Distrik Taichung)