Foto diambil dari CNA.
Penghargaan Sastra Taiwan ke-5 untuk Pekerja Migran diumumkan Sabtu kemarin dengan delapan finalis pekerja migran dari Filipina, Indonesia dan Vietnam yang telah menuliskan karya mereka mengenai kerinduan untuk keluarga, kisah migrasi dan bagaimana mereka mengamati majikan tuan rumah mereka.
Delapan orang pemenang dipilih dari antara total pendaftar sebanyak 553, 230 di antaranya ditulis dalam bahasa Tagalog, 165 dalam Bahasa Indonesia, 92 dalam bahasa Vietnam dan 66 dalam bahasa Thailand, kata Chang Cheng (張 正), pemilik toko buku Asia Tenggara Brilliant Time.
Chang, yang memulai penghargaan pada tahun 2014, mengatakan bahwa kompetisi tahun ini telah menerima jumlah pengiriman terbanyak karena persyaratan yang bisa ikut masuk diperluas mencakup imigran dan pekerja migran tak hanya di Taiwan, melainkan di Hong Kong, Macau, Singapura dan Malaysia.
Laso Abdi, seorang pekerja care taker pengasuh orang tua asal Indonesia di Taiwan, memenangkan hadiah utama untuk ceritanya berjudul Tentang Cinta, yang menceritakan cinta yang ia berikan kepada anak-anak yang ia cari untuk majikannya dan anak-anaknya sendiri di rumah, kata Lan Pei-chia (藍 佩嘉), dari lima orang juri.
Ceritanya mengenai cinta dari anak-anak sang penulis kepada anak-anak yang ia rawat dan perjuangannya di antara dua cinta, kata Lan, seorang profesor sosiologi di National Taiwan University yang studinya berfokus pada migran.
Pernilaian lainnya berasal dari tiga remaja berusia antara 15 dan 20 yang juga memilih “Tentang Cinta” sebagai salah satu dari tiga pemenang Teen Choice Award.
Penghargaan akan diberikan kepada Laso Abdi dan tujuh pemenang lainnya, termasuk tiga orang Filipina, dua orang Indonesia lainnya, dan dua orang Vietnam, pada sebuah acara penghargaan yang dijadwalkan pada tanggal 30 September di Taipei.
Sejumlah hadiah total sebesar NT $ 320.000 (US $ 10.332) diberikan untuk penghargaan oleh beberapa sponsor, termasuk Pegatron Electronics Co. dan Kementerian Kebudayaan.