Foto-foto diambil dari CNA.
Pertemuan antar-menteri dijadwalkan awal Juni untuk membahas peraturan baru yang diharapkan bisa menetapkan keamanan tempat tinggal pekerja migran agar diberi jarak antara asrama dan pabrik. Para pekerja migran dari berbagai negara pun berdemo mengenai permintaan tersebut pada hari Minggu kemarin.
“Kami memahami tuntutan mereka. Dimana asrama harusnya terletak dalam jarak yang aman dari pabrik untuk menjaga tempat tinggal bebas dari bahaya di tempat kerja,” kata Wakil Menteri Tenaga Kerja Shih Keh-nya (施 克 和) kepada CNA melalui sambungan telepon.
Departemen Tenaga Kerja telah menjadwalkan pertemuan awal bulan ini dengan Kementerian Dalam Negeri, yang bertanggung jawab untuk menerapkan peraturan keselamatan kebakaran, dan Kementerian Urusan Ekonomi, untuk membahas cara terbaik untuk mengatasi masalah tersebut.
Pekerja migran dari Filipina, Indonesia, Vietnam, dan Thailand memprotes setelah terjadi dua kebakaran pabrik baru-baru ini yang merenggut nyawa delapan pekerja migran.
Pada bulan Desember 2017, enam pekerja migran Vietnam meninggal dalam kebakaran di asrama mereka di Kota Taoyuan, yang terletak di lantai atas gudang pabrik yang terbuat dari besi. Struktur bangunan yang digunakan juga diduga ilegal, berada di samping pabrik yang dijalankan oleh Sican Co., yang memproduksi kaca film kontrol surya.
Empat bulan kemudian, kobaran api di fasilitas yang dioperasikan oleh Chin Poon, pabrik papan sirkuit cetak di kota yang sama, merenggut nyawa enam petugas pemadam kebakaran, serta dua pekerja migran Thailand yang terjebak di asrama di dalam kompleks pabrik.
“Kami akan tinggal di tempat yang lebih aman jika asrama berada di luar pabrik,” seorang migran dari Filipina mengatakan kepada CNA. Ia mengatakan bahwa asramanya ada di lantai tiga sebuah pabrik tekstil di Distrik Nankan di Kabupaten Taoyuan.
Seorang pekerja migran dari Indonesia bernama Nawi mengatakan bahwa akomodasi yang disediakan oleh majikannya dekat dengan pabrik elektronik tempat dia bekerja.
Dewi, care taker dari Indonesia, mengatakan bahwa dia berharap dua kebakaran yang baru-baru ini terjadi akan menunjukkan keseriusan pemerintah Taiwan untuk memenuhi kebutuhan mendesak yaitu meningkatkan standar keamanan di asrama pekerja migran.
Para pengunjuk rasa berbaris dari Kementerian Tenaga Kerja melewati Kementerian Dalam Negeri menuju Eksekutif Yuan dan bergabung dengan anggota Asosiasi Hak Pemadam Kebakaran dan kelompok-kelompok organisasi lainnya.
Di luar Kementerian Dalam Negeri, petugas pemadam kebakaran diminta untuk terlibat dalam diskusi untuk mengatasi kekurangan dalam peraturan keselamatan kebakaran yang ada, UU Layanan Kebakaran, dan bahwa asosiasi diizinkan untuk berpartisipasi dalam penyelidikan penyebab kematian di antara petugas pemadam kebakaran untuk mencegah kejadian seperti ini di masa depan.