Foto diambil dari CNA.
Pemerintah Taiwan sedang dalam pembicaraan dengan negara-negara yang memasok pekerja migran dalam percobaan peternakan sapi perah untuk mempekerjakan pekerja migran.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja pertanian di Taiwan, ujar Menteri Tenaga Kerja Hsu Ming-chun (許 銘 春) mengatakan pada hari Rabu.
Hsu mengatakan Kementerian Pertanian meluncurkan program percobaan pada bulan April lalu untuk mempekerjakan pekerja terampil asing guna mengisi kesenjangan tenaga kerja, tetapi belum ada pekerja peternakan sapi perah yang datang ke Taiwan karena kontrak kerja mereka belum diverifikasi oleh negara asal mereka .
Hsu mengatakan bahwa perwakilan dari Thailand dan Indonesia telah melakukan kunjungan ke Taiwan yang diselenggarakan oleh kementerian tersebut untuk mendapatkan pemahaman tentang pekerjaan pertanian di Taiwan.
Untuk melindungi hak-hak pekerja migran, pemerintah asal negara pekerja migran membutuhkan kontrak kerja untuk diverifikasi sebelum mengizinkan pekerja mereka untuk bekerja di luar negeri.
Hingga saat ini, Thailand telah memulai proses verifikasi kontrak, sementara Indonesia telah setuju untuk mengizinkan para pekerjanya mengambil pekerjaan di sektor pertanian Taiwan dan telah memberikan contoh kontrak kerja untuk ditinjau dan dikomentari oleh Kementerian Tenaga Kerja.
Taiwan juga telah mencapai konsensus dengan Filipina mengenai ketenagakerjaan buruh tani. Kementerian tersebut juga masih dalam pembicaraan dengan Vietnam.
Menurut data kementerian, Taiwan saat ini memiliki lebih dari 700.000 pekerja migran.