Foto diambil dari CNA.
Para pemuka agama dari Filipina, Indonesia, dan Vietnam di seluruh Taiwan mendesak pemerintah pada hari Jumat lalu untuk mengizinkan pekerja migran agar dapat dimasukkan dalam program voucher stimulus ekonomi yang akan dimulai bulan depan.
Voucher, yang secara resmi disebut “Triple Stimulus Voucher,” akan dikeluarkan mulai 15 Juli, tetapi akan terbatas hanya untuk warga negara Taiwan dan pasangan asing, yang memungkinkan mereka untuk membeli voucher senilai NT $ 3.000 (US $ 100) seharga NT $ 1.000.
Pemuka agama keturunan Filipina-Amerika Joy Tajonera di Taichung mengatakan kepada CNA bahwa pengecualian pekerja migran dari program ini menciptakan kesenjangan dalam masyarakat.
“Mengecualikan para migran berarti membagi masyarakat kita lebih jauh antara orang dalam dan orang luar. Para migran bukanlah orang luar,” kata Tajonera.
Pekerja migran berkontribusi pada ekonomi melalui pajak, kesehatan dan asuransi tenaga kerja mereka.
“Kami tidak bisa meremehkan kontribusi para migran untuk membuat perusahaan Taiwan kompetitif dan salah satu yang terbaik di pasar global,” kata Tajonera.
Taiwan mempekerjakan total 711.539 pekerja migran dari Indonesia, Vietnam, Thailand, dan Filipina untuk bekerja di industri dan kesejahteraan sosial.
Pemuka agama dari Indonesia, Ansensius Guntur di Kaohsiung juga mengatakan pekerja migran harus dimasukkan dalam program ini.
“Jika mereka bekerja keras dalam menjalankan berbagai industri dan pabrik, menangkap ikan, dan jika kontribusi mereka penting bagi negara dan rakyat Taiwan, mereka juga layak dibantu,” kata Guntur.