Foto diambil dari CECC.
Seorang pengasuh Indonesia telah dites positif COVID-19 setelah dites negatif 12 kali.
Menteri Kesehatan dan Kepala Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) Chen Shih-chung (陳時中) pada Rabu (29 September) mengatakan satu-satunya infeksi lokal yang diumumkan hari itu, kasus No. 16.326, adalah seorang wanita Indonesia berusia 30-an yang tinggal di New Taipei. Dia mulai mengalami sakit kepala pada 27 September dan mencari pengobatan dan pengujian pada 28 September.
Chen mengatakan bahwa dia didiagnosis dengan COVID-19 pada 29 September. Departemen kesehatan telah mendaftarkan tujuh kontak, semuanya telah diberitahu untuk memasuki isolasi rumah sementara pencarian kontak tambahan berlanjut.
Philip Lo (羅一鈞), wakil kepala divisi respons medis CECC, kemudian memberikan rincian tambahan.
Menurut Lo, perempuan tersebut pertama kali masuk ke Taiwan pada Februari tahun lalu. Karena dia telah berganti majikan beberapa kali antara April hingga September tahun ini serta menemani pasien ke rumah sakit, dia telah dites virus beberapa kali.
Sejak Juli, ia telah menjalani tujuh tes PCR dan satu tes antigen cepat. Lo menambahkan bahwa dari Mei hingga Juni, dia diuji empat kali, artinya dia telah menjalani total 12 tes. Tes negatif terbarunya adalah pada 22 September.
Lo mengatakan bahwa ada kesenjangan yang relatif besar dalam pengujian antara Juni hingga Juli dan nilai Ct-nya adalah 33,9, mungkin menunjukkan infeksi sebelumnya. Dia menyatakan dia dites negatif untuk antibodi IgM dan positif untuk antibodi IgG.
Dia menyimpulkan bahwa berdasarkan nilai Ct dan hasil tes antibodi, penilaiannya adalah bahwa itu bukan infeksi baru dan mungkin pernah terjadi di masa lalu.
Nilai cycle threshold (Ct) mengacu pada jumlah siklus fluoresensi tes PCR yang terdeteksi. Umumnya, semakin tinggi angkanya, semakin lama virus tidak terdeteksi, sedangkan semakin rendah angkanya, semakin baru kemungkinan infeksi terjadi.
Tes antibodi digunakan untuk menentukan apakah infeksi COVID-19 telah terjadi, tahap apa yang telah dicapai, dan apakah seseorang masih dapat menularkan. Jika seseorang negatif untuk antibodi IgM dan IgG, tidak ada bukti infeksi.
Jika IgM positif dan IgG negatif, itu menandakan pasien berada pada stadium awal penyakit. Jika IgM positif dan IgG positif, kemungkinan pasien berada pada stadium menengah penyakit, sedangkan IgM negatif dan IgG positif menandakan bahwa pasien dalam fase pemulihan dan tidak menular.