Foto diambil dari CNA.
Presiden Tsai Ing-wen (蔡英文) meminta maaf kepada Malaysia Sabtu (31 Oktober) atas dugaan pembunuhan seorang pelajar Malaysia oleh tersangka Taiwan.
Wanita 24 tahun bermarga Chung (鍾) hilang pada 28 Oktober saat berjalan ke asramanya di Universitas Kristen Chang Jung di Kota Tainan. Polisi kemudian menangkap seorang tersangka bernama Liang (梁), 28.
Liang mengaku telah menculik, melakukan pelecehan seksual, dan membunuh wanita muda itu. Karena dia sudah kehabisan uang, Liang dilaporkan menggadaikan ponsel korbannya untuk membayar bensin dalam perjalanan membuang mayatnya di distrik Alian Kota Kaohsiung.
Tuduhan muncul bahwa penculikan Chung mungkin merupakan upaya ketiga pelaku. Serangan pertama gagal, sementara pada kesempatan kedua dia berbaring menunggu di titik gelap dekat jembatan kereta api tetapi tidak ada yang muncul.
Pada pertemuan keamanan nasional Sabtu pagi, Presiden Tsai menyampaikan permintaan maafnya kepada orang tua korban dan kepada rakyat serta negara Malaysia. Kematian Chung telah merusak citra internasional Taiwan, dan Taiwan perlu merenungkan kekurangan dalam perlindungan tatanan sosial.
Menteri dalam negeri dan kepala polisi nasional melakukan perjalanan ke Tainan di kemudian hari, sementara langkah-langkah sedang dibahas untuk meningkatkan keselamatan bagi mahasiswa asing dan lainnya di universitas tersebut.
Orang tua Chung, yang tinggal di negara bagian Sarawak, Malaysia di pulau Borneo, melakukan perjalanan ke ibu kota Kuala Lumpur sebelum berencana untuk pergi ke Taiwan pada hari Minggu (1 November). Ayahnya mengatakan bahwa dia sangat ingin pergi ke Tainan tahun depan untuk menghadiri wisuda putrinya.
Orang tuanya mengatakan kepada wartawan bahwa mereka ingin Liang menerima hukuman paling berat, yang di Taiwan yaitu hukuman mati.