Foto istimewah.
Masih ingat dengan kasus viral dari AS, seorang pegawai pemerintahan non-PNS yang mencemooh TKI di facebooknya dengan sebuah postingan bernada sarkasme dan menghina Tenaga Kerja Indonesia (TKI) viral di media sosial. AS menyebut babu dengan nada merendahkan ditujukan kepada TKI yang bekerja di luar negeri. Tidak cuma sekali kata ‘babu’ ia sebut dalam postingan tersebut. Dia juga mengatakan para TKI hanya mengenyam pendidikan yang rendah dan memiliki minim keterampilan. Baca berita sebelumnya di sini
AS sudah menerima banyak hujatan baik dari rekan-rekan TKI yang ada di seluruh dunia secara online, maupun para netizen lainnya yang geram terhadap prilakunya. Namun, Anda pasti tak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh salah seorang purna TKI Taiwan dengan akun facebook Justto Lasoo yang membalas status tersebut dengan bijak. Ia membalasnya dengan menggunakan kata “babu” tetapi arti dibalik tulisannya membuat banyak tersentuh dan malah dibukakan pengetahuannya bahwa para TKI adalah orang yang paling berjasa, berpenbdidikan, berprestasi dan paling pintar membagi waktu dan perannya sebagai pemberi nafkah, berkarya dan menciptakan generasi yang lebih baik dalam keluarga mereka. Status bijak ini pun di “like” sebanyak 354 orang, 38 shares dan 62 komentar.Begini isi statusnya :
Surat terbuka untuk para Babu
Apa kabar para Babu, sudahkah kalian menyapa dunia pagi ini?
Berbicara mengenai kosakata: babu, sepertinya ini agak sedikit berat, ya? Seperti ada beban saat mengucapkannya. Tapi biarlah, kali ini kita gunakan sebutan ini. Semoga tidak ada yang tersinggung.
Oya, sahabat Babu, saat ini kalian sudah menyelesaikan kursus apa saja, kuliah kalian bagaimana, kejar paket kalian bagaimana, lomba dan kejuaraan apa saja yang sudah kalian menangi, anak kalian kapan di wisuda, tanggal berapa ibu/bapak kalian berangkat haji, usaha yang kalian rintis bagaimana prospeknya, sudah berapa bahasa asing yang kalian kuasai?
Sahabat Babu, tidak ada maksud apapun dari surat saya, kecuali menanyakan kabar kalian, dan meminta agar kalian tidak berkecil hati dengan tulisan seseorang bernama Agas Saptoadi itu. Percayalah, meskipun konon katanya beliau itu seorang PNS(guru pula), kalian tidak kalah dengan beliau. Tidak perlu kita bahas, apa yang menyebabkan kalian lebih hebat dari beliau, semua sudah jelas.
Mengenai ucapan beliau, tentang kalian, sudahlah, tertawakan saja. Mungkin beliau kurang jauh pikniknya, mungkin beliau tengah galau menghadapi tuntutan hidup yang semakin keras, mungkin beliau kena tikungan tajam oleh sahabatnya sendiri, yang semuanya itu menyebabkan sedikit benturan pada otak kanannya. Anggap saja beliau tengah menulis pantun kecemburuan.
Tidak perlu kalian tanggapi lebih jauh, tidak perlu kalian sakit hati. Kenapa: Karena siapalah beliau itu, Agas Saptoadi itu bagi kalian? Apa kontribusi beliau bagi kalian?
Kan, beliau itu bukan siapa-siapa bagi kalian. Tidak ada manfaat langsung kepada kalian, sama seperti tidak bergunanya tulisan beliau tentang kalian.
Sahabat Babu, cerita apa saja yang telah kalian bagi dengan majikan hari ini? Tentang bisnis majikan, tentang ilmu padi majikan, tentang jalan menuju masa depan yang lebih baik, saya yakin hari ini kalian telah berbagi banyak hal positif dengan majikan kalian.
Sahabat Babu, saya merasa sangat beruntung tidak pernah tahu dan mengenal secara langsung seseorang seperti Agas Saptoadi itu. Tapi saya merasa lebih sangat beruntung pernah mengenal secara langsung sahabat-sahabat dari kalangan babu, yang mana mereka juga merupakan: mahasiswi, pelajar, peserta kursus berbagai ketrampilan, juara dunia taichi, pemenang kompetisi menulis antar negara, pelukis, penyanyi, penari, pemain teater, perempuan yang berpidato di PBB, perempuan yang berpidato di Amerika, perempuan yang menjadi anggota DPRD, perempuan yang dinobatkan sebagai satu dari 50 wanita berpengaruh di Asia, perempuan yang kemudian menjadi ibu dari banyak anak-anak yatim piatu, perempuan yang kemudian menjadi lentera bagi anak-anak negeri, perempuan yang juga merupakan ibu dari jutaan pelajar dan mahasiswa/wi berprestasi, perempuan yang tumbuh berkembang menjadi wirausahawan di tanah-tanah kelahiran mereka. Sungguh saya sangat bangga dengan mereka!
Maka dari itu, sahabat Babu-ku, biarlah beberapa orang seperti Agas itu mencibir merendahkan kalian, tak perlu kalian tanggapi. Tidak perlu lagi kalian membagikan tulisan dan fotonya yang tidak ganteng sama-sekali itu, karena apa? Karena tidak ada faedahnya bagi kalian, yang ada orang itu akan merasa ge-er dan kegantengan.
Bagikan saja sesuatu yang bermanfaat bagi kalian, sesuatu yang bisa mengangkat semangat kalian. Abaikan orang-orang sejenis itu, yang kerjaannya hanya main game candy crush saat jam kerja, yang membuatnya tidak tahu perkembangan jaman, perkembangan para Babu yang telah berhasil menaklukkan dunia.
Sahabat Babu, nikmati saja peran kalian saat ini, peran yang luar biasa, peran yang telah mengubah dunia menjadi lebih baik. Nikmati saja peran kalian sebagai pahlawan, bukan sekedar pahlawan devisa, melainkan pahlawan keluarga, pahlawan bagi generasi yang akan datang, pahlawan kehidupan.
Sahabat Babu, terima kasih untuk perkenalan dengan kalian.
-Justto-
Dari statusnya tersebut, salah seorang dengan akun Mega Vristian Sambodo membalasnya dengan komentar berikut
“ Alhamdulilah baik, pulang dr mbabu, ndapingi suami wisuda S2 Universitas Indonesia ( UI) kemudian dampingi anak nomor dua wisuda S1 UI juga sekarang lanjut kuliah apoteker krn dia dr jurusan Farmasi, anak mbarep kami sudah lulus S1 IT. Sekarang lagi berjuang meluluskan 4 anak. (3 msh kuliah di UIN, STAN dan satu universitas Swasta) dan si bungsu SMA 1. Rencana mau umroh sekeluarga Bos FT, tega nipu uang dr keluarga babu ini hehehe, insyaallah semangat nabung lagi mohon doanya mlh smg diridhoi Allah bisa haji. Amiiin..Yang paling indah tersimpan dlm memori dan abadi dlm buku, ketika sambil mbabu berkarya tulis hingga karya kami mengabadi di puluhan buku karya babu itu. Untuk keberhasilan di bidang materi, ya penting keadaan keluarga bisa hidup rukun tdk sampai kelaparan dan kehujanan. Alhamdulilah.”