Kabar duka kembali mengiringi BMI asal Banyuwangi di Taiwan. Dodik Setiyawan TKI asal Dusun Sumber Manggis RT 2/13, Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi Propinsi Jawa Timur yang sebelumnya sempat mengalami koma, telah meninggal dunia. Bapak dua anak tersebut meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Wu Chi Taichung County Taiwan pada Senin 08 Agustus 2016 pukul 19.00.
“Benar menurut informasi yang kami terima, Dodik telah meninggal di Taiwan dalam kondisi sebelumnya koma,” jelas Joko Sugeng Raharjo Kepala Bidang Penempatan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Banyuwangi, Selasa 09 Agustus 2016.
Kepastian itu didapat dari pemberitahuan Krishna Adi Ketua KAMI (Keluarga Migran Indonesia) Kabupaten Banyuwangi setelah adanya konfirmasi dari pihak KDEI Taipei di Taiwan. Bahkan, pihak UPTP3TKI Jawa Timur di Surabaya juga telah mendengar meninggalnya salah satu warga Banyuwangi itu.
Sementara itu, pihak keluarga di tanah air juga telah mengetahui kepergian Dodik untuk selama-lamanya. Dodik merupakan BMI asal Banyuwangi yang bekerja di salah satu perusahaan di Taiwan sejak 2015 lalu. Namun karena sering mengeluh sakit, pihak perusahaan berusaha mengembalikannya ke Indonesia. Akan tetapi, dalam proses kepulangannya di Bandara Taoyuan, Dodik sempat kabur dan kembali bekerja sebagai BMI ilegal di tempat lain. Sempat kerja selama enam bulan tapi terus sakit dan koma.
Melihat kondisinya yang semakin parah, keluarga di rumah bermaksud membawanya pulang untuk dilakukan perawatan, dengan mendatangkan kakak kandungnya Mariono ke Taiwan untuk melihat kondisinya langsung. Namun sebelum proses kepulangan selesai, Dodik telah meninggal dunia saat bersamaan dengan kakaknya pulang ke tanah air dikarenakan masa berlaku visanya telah habis.
”Kondisinya kemarin sudah mulai membaik, tapi saat saya pulang kemudian mendengar kabar adik kami meninggal dunia,” terangnya.
Perasaan kalut, bercampur sedih menyeruak penuh haru tergambar, kala mengingat perjuangan Dodik mencari nafkah demi menghidupi keluarganya. Begitu juga istrinya Tikha Dwi Safitri.
“Nggak percaya tapi ya mau gimana lagi. Saya sendiri lemah, karena tak bisa melihat langsung dan tidak berada di sisinya saat di hari terakhirnya,” katanya dengan menahan isak tangis.
Hal yang tak pernah dilupakan ibu dua anak ini adalah kala malam hari sebelum kepergian Dodik, dirinya bermimpi suaminya tersebut berkemas akan segera pulang. Namun, kala tersadar, sore harinya justru mendapat kabar sang pahlawan keluarga itu telah tiada untuk selama-lamanya.
“Saya langsung menangis melihat anak masih kecil-kecil. Saya peluk erat dan berusaha menyembunyikan kesedihan di depan anak-anak,” katanya.
Tikha berusaha tersenyum Tapi air matanya tak sanggup terbendung kala putri sulungnya menanyakan keberadaan sang ayah. Bahkan sembari tersedu dirinya mengatakan putra keduanya belum pernah tersentuh belaian sang ayah.
“Karena saat mas Dodik berangkat, saya masih mengandung sembilan bulan. Baru bekerja di sana sebulan anak saya lahir. Pokoknya saya berharap agar Mas Dodik dapat segera pulang, kami sekeluarga agar tidak kepikiran terus mas,” ucapnya.
Tjipto Utomo Kepala LP3TKI Jawa Timur kepada IndoSuara memberikan informasi bahwa pada tanggal 19 Agustus Jenazah Almarhum Dodik akan dipulangkan. “Ini kabar yang kami dapatkan dari perwakilan BNP2TKI di Taipei Taiwan,” pungkasnya. (ka)