Foto diambil dari CNA.
Sekitar 10.000 telur diambil dari rak-rak toko di Taipei pada hari Rabu kemarin setelah ditemukan bahwa telur tersebut berasal dari sebuah peternakan di Kabupaten Chiayi dimana insektisida fipronil terdeteksi, kata departemen kesehatan kotaTaipei.
Penarikan kembali dilakukan setelah Departemen Kesehatan Kota Taipei menerima laporan dari rekannya di wilayah selatan Taiwan bahwa telur dari Peternakan Tsai Chun-chieh yang berbasis di Chiayi telah terdeteksi mengandung fipronil dan telur-telur tercemar tersebut dikirim ke pengecer di Taipei. Semua telur yang ditarik kembali akan dikirim ke Kabupaten Chiayi, dan akan dimusnahkan.
Setelah pengujian laboratorium, sampel dari peternakan Tsai ditemukan memiliki konsentrasi insektisida toksik melebihi 5 bagian per miliar (ppb), atau 0,005 mg / kg, batas residu maksimum yang ditetapkan oleh Uni Eropa, dimana Taiwan mengikuti standar Uni Eropa.
Pencarian baru tersebut membawa jumlah peternakan yang tercemar fipronil menjadi sebanyak 45 dan peternakan tersebut telah dikontrol ketat melarang untuk produksi telur. COA meluncurkan sebuah inspeksi peternakan ayam di sekitar Taiwan mulai 20 Agustus saat ketakutan fipronil terungkap.
Seperti yang dilaporkan CNA, penggunaan insektisida fipronil juga telah mencemari telur di Eropa dan Korea Selatan. Penggunaan fipronil dalam memproduksi makanan untuk konsumsi manusia di Eropa adalah ilegal.
Organisasi Kesehatan Dunia menganggap fipronil sebagai zat beracun berbahaya bagi manusia. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati dan kelenjar tiroid. Hal ini juga dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, pusing, dan serangan epilepsi.