Foto diambil dari Taipei Times.
Seperti pemberitaan Taipei Times, Wakil Menteri Pendidikan Lin Teng-chiao (林騰蛟) mengungkapkan bahwa sekolah harus mengadakan diskusi internal dan meminta dukungan dari orang tua sebelum memperkenalkan kamar mandi unisex (toilet untuk semua jenis kelamin menjadi satu) agar menghindari perselisihan.
Komunikasi tersebut sangat penting untuk memastikan bahwa sekolah menyediakan lingkungan yang harmonis dan ramah untuk anak-anak. Fasilitas tersebut tersebut harusnya hanya boleh dipasang setelah konsensus tercapai (kesepakatan yang diatur pemerintah).
Mengenai banyaknya tanggapan apakah akan lebih baik untuk memperkenalkan kamar mandi unisex di sekolah-sekolah, Lin mengatakan itu adalah masalah pendapat, karena beberapa orang percaya bahwa orang dewasa lebih mampu melindungi diri mereka sendiri, sementara yang lain merasa bahwa pendidikan yang ramah terhadap gender harus diberikan kepada anak-anak dari usia dini.
Pengenalan kamar mandi unisex tidak selalu berhubungan dengan usia.
Lin mengomentari upaya pro-lesbian, gay, biseksual dan transgender sebagai pendukung hak (LGBT) untuk mempromosikan kamar mandi umum unisex untuk melindungi privasi transgender dan jenis kelamin tidak harus disesuaikan dengan individu.
Ketua National Alliance of Parents’ Associations atau Aliansi Orang Tua Chen Tieh-hu (陳鐵虎) mengatakan bahwa para orang tua khawatir mengenai pengenalan kamar mandi unisex di sekolah bisa menimbulkan masalah keamanan bagi siswa. Selain itu, beberapa anak mungkin terlalu malu atau tidak mau menggunakan kamar mandi yang sama dengan lawan jenis.