Foto diambil dari CNA.
EPA menjamin keamanan air setelah sempat dilakukan penelitian dan menemukan adanya kandungan karsinogen dalam air. Karsinogen adalah zat yang menyebabkan penyakit kanker. Zat-zat karsinogen mengubah asam deoksiribonukleat (DNA) dalam sel-sel tubuh, dan mengganggu proses biologis, sehingga membuat tubuh rawan terkena kanker.
Tingkat tertinggi karsinogen ditemukan oleh tim peneliti sesaat setelah badai taifun singgah di Taiwan. Namun pejabat Badan Pengawasan Lingkungan atau Environmental Protection Administration (EPA) mengatakan bahwa masyarakat tak perlu kuatir.
Chiu Kuo-shu (邱 國書), seorang senior spesialis teknis EPA mengatakan bahwa temuan tim peneliti sebelumnya mengenai senyawa kimia jumlah trihalomethanes, (TTHMs 總 三 鹵 甲烷), adalah 64,9 mg / meter kubik, yang jauh lebih rendah dari tingkat yang diijinkan dari 80 mg / meter kubik di Taiwan.
Seperti yang diberitakan CNA, tingkat diizinkan Taiwan untuk zat ini ada dalam air lebih ketat daripada 100 mg / meter kubik diperbolehkan di Uni Eropa atau negara-negara seperti Jepang dan Kanada. Jumlah tersebut terendah kedua setelah Jerman yang mengizinkan 50 mg / meter kubik.
Chiu mengatakan bahwa jika masyarakat masih khawatir tentang air minum yang dikonsumsi, mereka bisa merebus air selama tiga hingga lima menit. Hal tersebut bisa membuat TTHMs sebagian besar akan menguap, sehingga lebih sehat.
Tim peneliti dari National Taiwan University dan National Cheng Kung University mengatakan bahwa taifun serta hujan lebat dapat mempengaruhi kualitas air di beberapa wilayah sehingga terjadi lonjakan karsinogen dalam air.
Para peneliti mengambil sampel air dari pipa air di Zhitan Water Treatment di Xindian, New Taipei City setelah Topan Soudelor, yang melanda Taiwan pada bulan Agustus 2015 lalu, dan melakukan analisis. Kekuatiran tersebut masih berlangsung hingga saat ini saat taifun datang.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu, para ahli menemukan bahwa dua hari setelah Topan Soudelor menghantam Taiwan, TTHMs dan karbon organik terlarut (DOC) melonjak antara 40 persen dan 200 persen jika dibandingkan dengan sebelum topan tersebut singgah. Temuan ini dipublikasikan dalam Laporan Ilmiah, yang diterbitkan oleh majalah Nature.
Temuan ini pun bertentangan dengan konsep sebelumnya bahwa jika air keran direbus, hal tersebut menjadi aman. Tim menemukan bahwa meskipun air keran direbus selama lima menit, TTHMs di dalam air hanya bisa dihilangkan sekitar 70 persen saja.
Topan Soudelor dan Topan Dujuan yang menyebabkan air keran menjadi keruh di beberapa rumah tangga dari daerah Taipei pada tahun lalu. Masyarakat bergegas untuk membeli air minum kemasan pada waktu itu.