Foto diambil dari CNA.
Baru saja pengumuman mengenai Taiwan yang kemungkinan akan membuka pengiriman pekerja migran, kini harus menelan ludah kembali dikarenakan CECC mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan. Seruan Kepala Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) untuk membatasi masuk atau menutup sepenuhnya perbatasan bagi pekerja asing selama periode dua bulan ketika banyak orang Taiwan akan akan kembali untuk Tahun Baru Imlek.
Selama pertemuan Komite Kesejahteraan Sosial Legislatif Yuan pada hari Rabu (3 November), Menteri Kesehatan dan kepala CECC Chen Shih-chung (陈时中) mengumumkan bahwa pihaknya telah menyetujui proposal Kementerian Tenaga Kerja (MOL) yang memungkinkan migran pekerja untuk memasuki negara itu, dengan segera Rencana MOL akan memungkinkan pekerja migran masuk sesuai dengan sistem berbasis poin.
Di bawah skema baru, poin akan diberikan berdasarkan status vaksinasi pekerja migran, situasi COVID di negara mereka, dan rencana pencegahan epidemi calon majikan mereka. Semakin banyak poin yang diterima pekerja asing, semakin besar prioritas mereka untuk masuk.
Namun, Dewan Urusan Komunitas Luar Negeri memperkirakan bahwa 40.000 orang akan kembali ke Taiwan selama liburan Tahun Baru Imlek, yang berlangsung dari 29 Januari hingga 6 Februari, jadi hanya akan tersedia 26.800 kamar hotel pencegahan epidemi dan 1.500 kamar di pusat karantina yang tersedia, dengan pusat tersebut bertujuan untuk meningkatkan yang pertama sebanyak 3.400 kamar dan yang terakhir menjadi total 3.500.
Ketika ditanya oleh Legislator Partai Progresif Demokratik (DPP) Lai Hui-yuan (赖惠员) apakah gelombang besar pendatang yang kembali ini akan mempengaruhi pekerja migran yang tiba pada waktu yang sama, Chen mengatakan CECC telah merekomendasikan kepada MOL bahwa pembatasan masuknya pekerja migran harus dilakukan dari 14 Desember hingga 14 Februari. MOL belum mengeluarkan tanggapan atas permintaan ini oleh CECC.