Foto diambil dari CNA.
Seorang pejabat Kementerian Tenaga Kerja (MOL) pada Selasa (9 November) mengumumkan bahwa Taiwan akan membuka perbatasannya untuk pekerja migran Indonesia paling cepat minggu ini.
Dalam jumpa pers, Direktur Jenderal Badan Pengembangan Tenaga Kerja MOL Tsai Meng-liang (蔡孟良) menyatakan bahwa pihak berwenang Taiwan dan Indonesia telah mengadakan pertemuan tentang persiapan pembukaan perbatasan bagi para pekerja. Di antara langkah-langkah yang dibahas adalah meminta calo tenaga kerja merumuskan rencana pencegahan epidemi dan membuat rencana tersebut diverifikasi dan disertifikasi oleh pihak berwenang Indonesia.
Kantor perwakilan Taiwan di Indonesia akan meninjau prosedur visa imigrasi sementara pemerintah Indonesia akan memberikan daftar 47 lembaga pengujian PCR. Pemerintah Indonesia berjanji untuk secara ketat mengawasi pelaksanaan rencana pencegahan epidemi oleh calo tenaga kerja.
Tsai mengatakan rencana implementasi formal pembukaan perbatasan bagi tenaga kerja Indonesia akan dilaporkan ke Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) sesegera mungkin. Ia memperkirakan, kemungkinan tenaga kerja Indonesia sudah bisa masuk ke Taiwan pada awal pekan ini.
Terkait pertanyaan tentang proses sertifikasi bagi WNI yang telah divaksinasi, Tsai mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah meluncurkan aplikasi resmi untuk memverifikasi status vaksinasi warganya. Selama warga negara Indonesia telah divaksinasi, rekam jejak mereka dapat diakses melalui aplikasi. Aplikasi ini memiliki mekanisme anti-pemalsuan, yang dapat digunakan sebagai bukti.
Karena lonjakan kasus COVID di Indonesia tahun lalu, masuknya pekerja migran dari negara itu dihentikan pada 4 Desember 2020. Di tengah lonjakan kasus lokal dan berlanjutnya pandemi global, masuknya semua pekerja migran ditangguhkan pada 19 Mei tahun ini.
MOL pada 1 November mengusulkan rencana di mana pekerja migran akan diizinkan masuk ke Taiwan bulan ini berdasarkan sistem poin. Poin akan diberikan berdasarkan status vaksinasi pekerja migran, jumlah rata-rata kasus COVID mingguan di negara mereka, dan jenis akomodasi yang disediakan oleh majikan mereka.
Pencabutan larangan itu akan diberlakukan secara singkat karena diperkirakan akan ada sedikitnya 40.000 orang Taiwan yang kembali dari luar negeri untuk liburan Tahun Baru Imlek. Larangan pekerja migran akan diberlakukan kembali dari 14 Desember hingga 14 Februari untuk memberi jalan bagi orang Taiwan yang kembali pulang.