Foto diambil dari National Immigration Agency.
Taiwan berusaha untuk memulangkan lebih dari 1.000 overstayer visa asal Vietnam melalui penerbangan charter.
Pusat penahanan Taiwan atau detention center telah menampung lebih dari 1.000 pekerja migran ilegal dari Vietnam. Aturan negara-negara Asia Tenggara untuk menangguhkan penerbangan internasional dari 22 Maret hingga saat ini telah membuat pengaturan deportasi menjadi sulit.
Badan Imigrasi Nasional atau National Immigration Agency (NIA) memperkenalkan sebuah program pada bulan Maret lalu yang mendorong warga asing overstay visa untuk melaporkan diri dan diberikan pengurangan hukuman. Sekitar 800 warga asal Vietnam menyerahkan diri.
Setiap pusat penahanan, yang terletak di Taipei, Kaohsiung, Yilan, dan Nantou, memiliki kapasitas 300 hingga 400. Selama beberapa bulan terakhir, semua fasilitas telah melihat tingkat hunian 80 persen, dengan sebagian besar tahanan dari Vietnam.
Durasi penahanan sementara tidak boleh melebihi 100 hari, sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang Imigrasi. Otoritas imigrasi sedang mencari bantuan dari Kementerian Luar Negeri dan pemerintah Vietnam untuk membawa pulang pekerja migran yang terdampar dengan penerbangan khusus.
Negara-negara Asia Tenggara telah memulangkan ribuan warga selama beberapa bulan terakhir dari Kanada, Jepang, Prancis, Thailand, Singapura, dan negara-negara lain. Pembayaran dilakukan oleh mereka sendiri yang bersangkutan.