Rabu, 6 Juli 2016 bertepatan dengan hari raya Idul Fitri 1437 Hijriah, seluruh umat muslim melaksanakan salat Idul Fitri. Salat kemenangan setelah sebulan penuh perjuangan melawan haus, lapar, amarah, dan hawa nafsu.
Bertempat di halaman toko Indonesia, Ratnasari sebagian umat muslim yang mayoritas pekerja baik sektor formal maupun informal berkesempatan melaksanakan salat yang dilaksanakan setahun sekali ini.
Bertindak sebagai Imam dan khotib Muhammad Firdaus, dengan tema khotbah
Makna silaturrahim di Hari Raya. Ceramah yang membahas pentingnya arti silaturrahim sebagai penyambung usia dan menambah rezeki ini disimak oleh para jamaah dengan penuh hikmat.
Salat idul fitri yang dilaksanakan tepat Tukul 6.30 waktu setempat kali ini tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan banyaknya tempat salat idul fitri di daerah lain. Ini juga berarti semakin diterimanya umat muslim di Taiwan oleh para majikan. Hal ini pun tidak lepas dari peran serta pemerintah Taiwan sendiri dalam memperkenalkan budaya dan tata cara agama Islam beribadah. Pemerintah Taiwan tahun ini juga telah menayangkan iklan hari raya idul fitri di televisi lokal.
“Saya kasihan ke teman-teman yang bekerja di sekitar stasiun sini yang tidak bisa libur untuk melaksanakan salat idul fitri. Sebagai sesama orang Indonesia yang punya tempat di sini maka saya izinkan ruangan warung dan halamannya untuk salat sebelum toko buka.” ungkap pemilik warung Ratnasari yang rumah ini memberi alasan menyediakan tempat salat setiap tahun.
Sebaliknya para jamaah yang mayoritas perempuan yang bekerja di sektor informal pun senang karena tidak harus jauh melaksanakan salat idul fitri. Ini memudahkan mereka untuk meminta izin pada majikannya untuk sekedar salat yang hanya memakan waktu tidak sampai siang hari, terutama yang nenek atau kakek yang dijaga tidak bisa ditinggal lama. Apa lagi di hari kerja, majikannya tidak mungkin memberi izin libur sehari penuh atau setengah hari karena majikanya pun sebagian bekerja. (rf)