Buruh Migran Indonesia kembali menunjukkan kebolehannya dalam kompetisi menyanyi tahunan yang diadakan oleh pemerintah New Taipei City pada minggu 18 September 2016.
Dalam kompetisi menyanyi kategori Bahasa Mandarin yang diikuti oleh 4 Negara yaitu Filipina, Vietnam, Thailand, dan Indonesia ini peserta dari Indonesia berhasil menyingkirkan semua peserta dalam babak penyisihan. Bila pada tahun-tahun sebelumnya kategori ini dalam final BMI bersaing dengan buruh migran dari Negara lain, tahun ini pesaing mereka adalah teman-teman mereka sendiri.
“Ada yang berbeda nih tahun ini. Semua peserta final kategori Mandarin semua dari Indonesia.” Ujar Agoeng Antonius sebagai salah satu juri dari Indonesia.
Setelah masing-masing finalis menunjukkan kebolehannya bernyanyi dalam bahasa mandarin maka terpilih Eka Liawati atau yang sudah dikenal para BMI dengan nama Melvi Lia sebagai juara pertama, Andreas yang sudah langgangan juara dalam kompetisi lomba menyanyi New Taipei City kali ini harus rela mendapat juara kedua, sementara juara ketiga diraih oleh Supini.
Untuk kategori final sesama finalis dari Negara asal juara pertama diraih oleh Lilis Suryani yang ternyata tetangga satu kampung dengan Eka Liawati (Melvi Lia). Juara kedua diraih oleh Hari Sutriaji sang vokalis Relix Band, band yang sudah tidak asing lagi di kalangan BMI. Sementara juara ketiga diraih oleh Wiwin.
Dan untuk kategori lomba menyayi bersama dengan majikan, Indonesia hanya merih juara ketiga, juara pertama direbut oleh Vietnam bersama majikannya, dan juara kedua diraih oleh Filipina bersama majikannya.
Acara yang dihadiri oleh Kadir sebagai perwakilan dari KDEI menyatakan rasa bangganya pada para juara terutama dalam kategori Mandarin yang semua finalis dari Indonesia dan mampu menyingkirkan para peserta dari Negara lain.
Lomba yang audisinya beberapa waktu lalu ini selalu meriah oleh para penonton yang mendukung masing-masing finalis dari Negara peserta. Tempat yang tidak pernah berpindah juga memudahkan para peserta lomba dan pendukungnya untuk mencari lokasi di sebuah gedung mewah di depan stasiun Banqiao ini.
Acara-acara seperti ini adalah acara positif yang diharapkan banyak TKI Taiwan untuk menunjukkan bakat terpendam yang dimiliki para TKI dan tentu saja ini adalah hal positif bagi TKI sekaligus menunjukkan bahwa TKI dapat menggunakan waktu liburnya dengan hal yang baik. Dengan begitu izin libur yang sebagian sulit mendapatkannya akan dapat membuat para majikan mudah memberi izin libur para TKI lain. (rf)