Foto diambil dari CNA.
Dewan Pertanian atau Council of Agriculture (COA) Taiwan setelah melakukan beberapa pemeriksaan, menyetakan bahwa telur dari 44 peternakan di Taiwan ditemukan mengandung kadar fipronil insektisida yang berlebihan.
Seperti yang dilaporkan CNA, Wakil kepala COA Huang Jin-cheng (黃金 城) mengatakan bahwa pihaknya telah memeriksa semua sampel telur yang dikumpulkan dari 1.451 peternakan di seluruh wilayah Taiwan. Hasilnya, sebanyak 44 peternakan memiliki konsentrasi insektisida toksik yang berlebihan, atau 0,005 mg / kg, batas residu maksimum yang ditetapkan oleh Uni Eropa, dimana Taiwan mengikuti standar Uni Eropa.
Berdasarkan temuan tersebut, COA telah melarang semua telur di 44 peternakan di kabupaten Changhua, Nantou, Chiayi, Pingtung dan kota Kaohsiung, Taichung dan Tainan untuk menjual produknya.
Akibatnya, pasokan telur pada hari Sabtu lalu terpotong sekitar 700.000 sampai 800.000, atau sekitar 2-3 persen dari persediaan telur Taiwan setiap hari.
Pada siang hari Jumat, sebanyak 30.814 kilogram telur, atau sekitar 513.566 telur, dengan fipronil yang berlebihan telah dilarang keluar untuk dijual.
COA meluncurkan sebuah inspeksi peternakan ayam di wilayah Taiwan mulai 20 Agustus lalu karena ketakutan fipronil melanda pasar lokal.
Insektisida tersebut telah mencemari telur di Taiwan setelah insiden serupa terjadi di Eropa dan Korea Selatan. Penggunaan fipronil dalam memproduksi makanan untuk dikunsumsi manusia di Eropa adalah ilegal.
Organisasi Kesehatan Dunia menganggap fipronil adalah zat “cukup beracun” bagi manusia. Paparan jangka panjang terhadap Fipronil dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati dan kelenjar tiroid. Hal ini juga dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, pusing, dan serangan epilepsi.