Foto diambil dari CNA.
Tersangka yang terlibat dalam sebuah ledakan di sebuah gerbong kereta di Taipei pada 7 Juli lalu mengatakan kepada pihak berwenang pada hari Jumat kemarin (16/7) bahwa ia adalah satu-satunya orang yang berperan dibalik ledakan tersebut. Ledakan tersebut adalah murni inisiatifnya, tidak ada jaringan lain.
Lin Ying-chang (林英昌), 55, mengatakan kepada polisi bahwa ia mempersiapkan perangkat peledak sendiri dan ia tidak punya kaki tangan yang membantunya. Pernyataan itu konsisten dengan temuan awal dari penyelidikan polisi dimana ledakan tersebut melukai 25 orang, termasuk Lin sendiri. Bom tersebut meledak di gerbong keenam dari kereta yang berhenti di Stasiun Songshan, stasiun setelah Taipei Main Station.
Seperti yang diberitakan CNA, Lin tak sadarkan diri selama berhari-hari ketika menerima perawatan di rumah sakit setelah ledakan itu. Meskipun masih lemah, ia cukup sehat untuk berbicara dengan polisi pada hari Jumat kemarin, setelah delapan hari dirawat.
Lin pun tampak rapuh saat berbicara. Ia hanya bisa bicara perlahan. Polisi pun sempat mencari tahu apa motif Lin melakukan ledakan tersebut. Lin mengatakan jika ia hanya ingin menarik perhatian masyarakat, tanpa menjelaskan mengapa ia melakukan hal itu. Ia pun terkejut ternyata ledakan yang dihasilkan begitu kuat.
Ketika polisi menggeledah mobil van Lin, yang berada di Nantou County, mereka menemukan sebuah surat yang ditulis oleh tersangka yang mengatakan bahwa ia telah menderita penyakit keras dan ingin mati.
Berdasarkan surat yang ditemukan di van Lin, polisi menduga Lin ingin mati bunuh diri dari ledakan tersebut. Dia pernah dirawat karena kanker dan penyakit mental. Ditambah lagi kesulitan keuangan yang dihadapi dalam beberapa tahun terakhir membuatnya stres.