Foto diambil dari CNA.
Kota Taipei, New Taipei City, Tainan dan Taichung telah menginstruksikan kembali pemakaian masker wajib di tempat-tempat umum termasuk indoor, setelah beberapa warga negara asing yang kembali ke negara asal mereka dari Taiwan dinyatakan positif COVID-19, memicu kekhawatiran akan timbulnya kembali infeksi lokal.
Walikota Tainan, Huang Wei-che (黃偉哲) mengatakan bahwa warga kotanya diharuskan memakai masker di ruang tertutup, seperti klub karaoke, pusat studi, lift, sekolah, dan bioskop. Denda terhadap pelanggaran akan berlaku setelah masa tenggang dua minggu, katanya.
Walikota Taichung Lu Shiow-yen (盧秀燕) dan Walikota Kota New Taipei City Hou You-ih (侯友宜) juga mengatakan bahwa kota mereka akan meningkatkan peraturan penggunaan masker di lima tempat yang disebutkan di atas.
Sementara itu, pada konferensi pers Pusat Epidemi Komando Pusat (CECC) hari Rabu, Menteri Kesehatan Chen Shih-chung (陳 時 中) menegaskan kembali pedoman CECC bahwa orang harus mengenakan masker di ruang tertutup dan tempat-tempat di mana ada banyak orang.
Dengan infeksi global mendekati 19 juta, CECC mendaftarkan delapan tempat yang ditunjuk sebagai risiko tinggi, termasuk pusat perawatan medis, transportasi umum, sekolah dan pusat keagamaan.
Tempat-tempat lain, seperti pasar, pusat pertunjukan, pusat hiburan dan area di mana banyak orang berkumpul juga ada dalam daftar.
Chen mengatakan bahwa dengan lebih sedikit orang di Taiwan yang memakai masker di tempat umum, hal tersebut membangkitkan peluang COVID-19 akan meningkat secara lokal.
Mengikuti saran CECC, pemerintah Kota Taipei mengumumkan pada hari Rabu bahwa orang-orang yang mengunjungi tempat-tempat umum dan rumah sakit dan menggunakan transportasi umum di kota tersebut harus memakai masker, mulai pukul 5 pada hari Kamis pagi.
Namun, tidak ada kota yang secara khusus menetapkan denda karena melanggar aturan mengenakan masker.
CECC dan pemerintah kota telah meningkatkan penegakan peraturan mengenakan masker sejak tiga warga negara asing yang bepergian dari Taiwan didiagnosis dengan COVID-19 pada saat mereka kembali ke negaranya pada bulan Juni dan Juli.
Dua dari kasus itu, yang melibatkan seorang pelajar Jepang dan seorang pekerja Thailand, menyimpulkan bahwa pemerintah Taiwan tidak ingin menimbulkan risiko bagi masyarakat di Taiwan.
Semua tes PCR dan antibodi pada 213 orang yang berhubungan dengan siswa Jepang kembali negatif, dan mereka diuji lagi pada 28 Juli, dan hasilnya kembali negatif.
Adapun pekerja Thailand, semua tes PCR dan antibodi pada 253 kontak pekerja adalah negatif. Sementara itu, kasus seorang engineering Jepang, yang dites positif COVID-19 setelah kembali ke Jepang pada 1 Agustus, masih diselidiki, seperti halnya seorang pria Belgia yang dites positif minggu lalu sebelum keberangkatannya dari Taiwan.
Hingga saat ini, jumlah total kasus COVID-19 di Taiwan adalah 476, dengan 384 diklasifikasikan sebagai impor.
Secara global, COVID-19 telah menginfeksi 18.516.907 orang di 187 negara, termasuk 4.859.337 di Amerika Serikat, 2.801.921 di Brasil, 1.855.745 di India, dengan total 700.477 kematian.