Foto ilustrasi diambil dari snyderpritchardhomes.com.
Seorang pembaca menanyakan kepada Matius Jusuf pada acara Hot Property di salah satu radio swasta mengenai bisnis properti untuk kalangan menengah ke bawah. Modal yang ia miliki pun terbatas hanya di bawah Rp 1 miliar. Dalam mengelolanya, kadang ia kehabisan dana. Ia pun menanyakan bagaimana manajemen yang baik untuk mengelola bisnis tersebut.
Matius Jusuf pun menyarankan agar sang pemilik dana bekerja sama dengan pemilik tanah. Sebenarnya, modal kurang dari Rp 1 miliar sudah lebih dari cukup, jika Anda bermain di ranah bisnis properti untuk kalangan menengah ke bawah. Dengan dana tersebut Anda sudah bisa membangun beberapa unit ruko. Atau Anda bisa bekerja sama dengan pemilik tanah dan Anda bertindak sebagai developer (pengembang).
Kehabisan dana itu sudah biasa. Namanya juga bisnis properti, kalau menjadi pengembang pasti dananya terus mengalir. Uang kas pasti hanya sedikit dan itu juga dialami oleh semua developer, apalagi developer kecil seperti Anda yang mulai merintis pada awal bisnis properti kalangan menengah ke bawah.
Jadi tidak perlu kuatir. Mulai bergerak saja. Tentu nantinya pasti ada kesulitan untuk memasarkan, jadi berikan saja pada broker atau perusahaan broker yang mampu menjualnya. Anda tinggal konsentrasi membeli tanah, kerja sama dengan pemilik tanah kemudian membangun unit yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat.
Masukan tambahan pun datang dari Lisa Kuntjoro Praktisi Pemasar Properti yang menyatakan bahwa developer untuk bisnis properti menengah ke bawah dengan modal seperti itu cocoknya berbisnis di area hunian karena kebutuhannya masih begitu banyak. Area hunian seperti perumahan. Pada saat membangun lebih baik diserahkan pada arsitek ahlinya, sehingga membangun rumah yang baik dan saat pembeli melihat, mereka akan langsung tertarik.
Dengan desain yang sesuai, maka akan lebih mudah diserap pasar. Jadi, developer pemula akan fokus pada pembangunan saja. Dan jangan lupa satu hal lagi yang penting yaitu pemilihan lokasi yang tepat. Biasanya jika salah memilih lokasi, akan kesulitan memasarkan dan banyak waktu terbuang sehingga penjualan tidak berkembang.
Kalangan agen properti juga sudah sangat mengerti mana lokasi dengan market yang bagus. Namun kita harus menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di tempat itu. Tidak semua orang ingin di daerah yang sama. Cukup lahan yang luas, tidak masalah jika areanya “nyempil” asal punya akses masuk yang baik. Meskipun begitu, pilihan lokasi memang sangat menentukan.
Matius Jusuf pun menyemangati para pencetus ide pengembang baru ini. Setiap orang punya potensi. Kalau kita bisa gerakkan potensinya, pasti hasilnya akan luar biasa. Orang yang mau berusaha dengan segala potensi yang ada, walaupun gagal, ia tidak akan menyerah. Hal inilah yang penting! Besarnya prospek tergantung cara pandang kita. Mungkin di satu sisi properti terlihat sulit saat ini, tetapi di sisi lain terlihat ada peluang.
Perlu diingat bahwa ramainya pasar itu tergantung dari seberapa antusias kita mendekatkan diri pada pasar dengan didukung kreativitas serta kemauan untuk belajar. Seperti yang dikatakan Anthony Robin, “Bertemunya persiapan dengan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan, akan bertemu di satu titik. Di situlah keberhasilan menjadi kenyataan.”