Gambar diambil dari www.newsbuana.com
Bagi yang ingin kembali ke Indonesia setelah bekerja dari luar negeri, dan jika Anda berdomisili di Jakarta, apakah Anda tertarik untuk membeli rumah susun (rusun)? Nah, bagi yang tertarik berikut kami jabarkan manfaat, persyaratan dan penghitungan biaya perawatan jika Anda ingin membeli rusun.
Rusun Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Properti Watch (IPW) menyatakan bahwa rumah susun sederhana atau rusunawi yang digagas oleh pemerintah ini sangat diminati oleh penduduk yang berada di kota besar. Pembangunan rusun memberi banyak pengaruh positif. Namun sayangnya, pembelian rusun ini salah sasaran atau target. Rusun yang dicanangkan pemerintah ini sebenarnya diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Namun kenyataan di lapangan banyaknya pembeli rusun ternyata orang berduit, penghasilan di atas Rp 4,5 juta/ per bulan bahkan para investor. MBR sendiri dengan penghasilan Rp 4,5 juta per bulan di atas kertas memang mampu mencicil, tetapi kenyataannya di lapangan sebagian besar di lapangan MBR berpenghasilan Rp 4,5 juta ke bawah tidak mampu membeli rusun tersebut.
Subsidi Pemerintah Kepada MBR untuk Membeli Rusun
Pemerintah memberikan berbagai insentif atau subsidi kepada MBR yang ingin memiliki tempat tinggal, antara lain: pembebasan PPN (pajak pertambahan nilai) 10 persen (PP no 3 tahun 2007), subsidi suku bunga oleh pemerintah, dan melalui Menpera pemerintah menjamin perbankan penyalur Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Persyaratan bagi MBR yang ingin membeli rusun pun sangat mudah antara lain : belum pernah punya rumah yang disubsidi dengan menunjukkan surat keterangan dari kelurahan, memiliki NPWP, dan selama lima tahun masa subsidi unit rusunawi itu tidak boleh dipindahtangankan. Harga rusunawi sendiri berkisar sekitar Rp 155 juta (non subsidi). Jika subsidi pemerintah, kemungkinan akan lebih murah.
Cara Perhitungan Biaya Perawatan & Biaya Cadangan Rusun
Orang yang tinggal di apartemen maupun rusun, pasti dikenakan yang namanya maintenance fee (biaya perawatan) plus sinking fund (dana cadangan). Cara menghitung maintenance fee, misalnya Anda membeli unit rusunawi dengan luas 30 m² yang harganya m² adalah Rp 4 juta, sehingga total harganya Rp 120 juta. Kalau developer-nya menentukan biaya maintenance fee adalah Rp 4000 m², maka setiap bulannya Anda harus membayar Rp 4000 X 30 m² = Rp 120 ribu. Dan Anda sudah bisa memakai semua fasilitas yang ada. Namun biaya maintenance setiap developer berbeda-beda.
Sementara itu biaya sinking fund (cadangan) biasanya sekitar Rp 500 – Rp 750. Misalnya saja Rp 500 X 30 m², berarti per bulannya adalah Rp 15,000 sehingga total yang harus Anda bayar per bulan adalah Rp 135 ribu per bulan. Kegunaan biaya cadangan ini untuk menutup biaya asuransi gedung yang biasa disebut PAR (property all risk). Hal tersebut untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi kerusakan gedung, maka akan diganti oleh asuransi. Selain itu, biaya ini gunanya untuk perawatan gedung misalkan pengecatan gedung 2 tahun sekali. Jadi sinking fund merupakan dana cadangan yang digunakan sewaktu-waktu untuk kepentingan bersama. Nah, setelah meninjau manfaat serta biaya-biaya yang ada, apakah Anda tertarik untuk membeli rusun di perkotaan?